"Saya selalu katakan tidak boleh ada yang merasa paling berhak atas Indonesia ini, semua memiliki hak yang sama atas republik kita ini," tegas Menag Yaqut dalam acara peluncuran Program Prioritas Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik di Gedung Konferensi Waligereja Indonesia, Jakarta, Kamis.
Gus Men, sapaan akrabnya, menekankan rasa paling berhak tidak boleh ada pada seluruh masyarakat beragama di Indonesia, karena semuanya memiliki jasanya masing-masing bagi Indonesia.
Di samping itu, ia juga mengungkapkan berbagai kejadian penolakan terhadap pembangunan rumah agama tertentu merupakan kejadian yang tidak perlu terjadi.
Dirinya tidak mengelak atas terjadinya berbagai peristiwa tersebut, dan menjadikan kejadian tersebut sebagai catatan pemerintah, agar tidak terulang di kemudian hari.
"Saya atas nama Menteri Agama tentu harus menyampaikan permohonan maaf jika masih muncul selama ini, masalah-masalah yang mengganggu kebebasan kita dalam melaksanakan agama dan keyakinan kita," ucapnya.
"Kita doakan agar mereka (yang intoleran) segera kembali ke jalan yang benar. Kalau tidak, kita doakan mereka agar segera bertemu Tuhan, agar mereka tahu bahwa Tuhan itu menghendaki keberagaman," tutur Menag Yaqut Cholil Qoumas.
Baca juga: Menag: Penundaan sertifikasi halal bentuk keberpihakan pemerintah
Baca juga: Stafsus: Guru pendidikan agama Islam harus adaptif pada era digital
Baca juga: Menag: Penundaan sertifikasi halal bentuk keberpihakan pemerintah
Baca juga: Stafsus: Guru pendidikan agama Islam harus adaptif pada era digital
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024