Jakarta (ANTARA) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta, Arlyana Abubakar optimis perekonomian Jakarta pada 2024 meningkat pada kisaran 4,80 hingga 5,60 persen (year on year/yoy) dari 4,96 persen pada 2023.
 
"Untuk keseluruhan tahun 2024, perekonomian Jakarta diprakirakan tumbuh meningkat dalam kisaran 4,80-5,60 persen (yoy), dari 4,96 persen di tahun 2023. Prospek ini juga didukung oleh penyaluran kredit yang tumbuh tinggi sebesar 13-15 persen," kata Arlyana di Jakarta, Kamis.
 
Arlyana menyebutkan, dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga (RT) dan investasi, diprakirakan akan tetap menjadi penggerak perekonomian Jakarta pada tahun 2024.
 
Peningkatan konsumsi RT didukung kuatnya keyakinan konsumen, maraknya "meeting, incentive, conference, exhibition" dan "event' (MICE) serta penyelenggaraan pemilu seperti pilpres, pileg serta pilkada.

Sedangkan investasi didukung berlanjutnya proyek-proyek strategis, khususnya yang bersifat multitahun.

Baca juga: Ekonomi Jakarta tumbuh 4,78 persen pada kuartal I-2024
 
Lalu, dari sisi lapangan usaha, prospek pertumbuhan yang meningkat ditopang oleh lapangan usaha perdagangan, jasa keuangan, infokom dan industri pengolahan yang tumbuh meningkat.
 
Namun Arlyana menyebutkan beberapa risiko yang perlu diwaspadai sepanjang 2024 antara lain perlambatan ekonomi global, meluasnya ketegangan geopolitik dan suku bunga The Fed yang tertahan tinggi.
 
Ekonomi Jakarta pada triwulan I 2024 tumbuh 4,78 persen (yoy), hal ini tetap kuat meskipun sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,85 persen (yoy). Pertumbuhan tersebut juga berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional, yakni 5,11 persen (yoy).
 
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Jakarta ditopang oleh konsumsi RT dan konsumsi pemerintah. Sedangkan dari sisi lapangan usaha, ditopang oleh perdagangan, konstruksi dan infokom.

Baca juga: Kadin DKI optimis ekonomi Jakarta membaik meski tak jadi Ibu Kota
 
Khusus untuk ekonomi Jakarta pada triwulan II 2024 diprakirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I 2024. Prakiraan ini didorong oleh meningkatnya konsumsi RT sejalan dengan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadhan dan Idul Fitri.
 
Faktor lainnya juga meningkatnya konsumsi pemerintah sejalan dengan kenaikan belanja pegawai untuk tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 serta bansos. Selain itu meningkatnya investasi sejalan dengan masih berlanjutnya proyek strategis serta membaiknya kinerja ekspor.
 
Tren peningkatan ini juga terindikasi dari Indeks Ekspektasi Konsumen Bank Indonesia (BI) untuk enam bulan yang akan datang mengalami peningkatan didorong oleh kenaikan penghasilan, lapangan kerja dan kegiatan usaha.
 
Berikutnya, kegiatan usaha investasi yang diprakirakan tumbuh lebih tinggi dengan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) BI pada triwulan II 2024 yang diprakirakan meningkat menjadi sebesar 23,67 persen saldo bersih tertimbang (SBT).
 
Selanjutnya, Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU) Industri pada triwulan II 2024 diprakirakan membaik meski masih terkontraksi sebesar 0,22 persen SBT serta kinerja sektor konstruksi yang juga diprakirakan meningkat seiring dengan masih terus berlanjutnya proyek-proyek strategis.

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024