Jakarta (ANTARA) - PT Bakrie & Brothers Tbk. (Perseroan atau BNBR) di 2024 optimistis mampu menorehkan capaian positif melalui sejumlah proyek strategis bisnis yang selama ini terus bergulir.

"Kami yakin dan optimis, melalui sejumlah strategi bisnis yang diadopsi akan menjaga kelancaran dan kelangsungan usaha serta berdampak lebih positif lagi bagi Perseroan di masa depan,” kata Direktur & Chief Financial Officer (CFO) BNBR Roy Hendrajanto M. Sakti, dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Roy memaparkan, strategi bisnis yang dimaksud antara lain, Pertama, Perseroan melanjutkan upaya penguatan fundamental bisnis dengan memperkuat operasional setiap unit usaha, sehingga mampu mempertahankan daya saingnya di pasar. Perseroan juga membuka peluang untuk bermitra secara strategis dalam menjalankan usahanya.

Hingga 3 tahun ke depan, Perseroan menargetkan Compounded annual growth rate (CAGR) sebesar 16,6 persen dengan porsi pendapatan terkonsolidasi sebesar 40,8 persen dari sektor pipa baja, 5,6 persen dari sektor fabrikasi baja, 4,1 persen dari sektor infrastruktur dan pendukung infrastruktur.

Kedua, Perseroan mengembangkan portofolio bisnis baru berbasis teknologi dan berfokus pada ESG yang berpotensi menjadi sumber pendapatan baru Perseroan di masa mendatang. Perseroan telah mengembangkan portofolio bisnis yang bergerak di bidang pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT), kendaraan listrik beserta komponen otomotif, dan teknologi cepat bangun (3D printing konstruksi dan rumah prefab).

Baca juga: BNBR raih pendapatan bersih Rp3,75 triliun di 2023

“Selanjutnya, yang tak kalah penting juga, Perseroan secara aktif mengelola dan memitigasi risiko usaha dan investasi dengan cara menerapkan manajemen risiko internal yang menjadi bagian terintegrasi dalam proses bisnis,” kata Roy.

Roy juga menyatakan, BNBR berencana untuk melakukan kuasi reorganisasi. “Kuasi reorganisasi ini dilakukan untuk memperbaiki kondisi laporan posisi keuangan konsolidasian Perseroan agar dapat menunjukkan posisi keuangan yang lebih baik dan performa Perseroan tanpa dibebani defisit masa lalu,” kata Roy.

Roy merinci, terdapat lima tujuan dari kuasi reorganisasi yang akan dilaksanakan oleh Perseroan. Pertama, dengan aksi korporasi ini Perseroan dapat memulai awal yang baru (fresh start) dengan neraca keuangan yang menunjukkan saldo laba tanpa dibebani defisit masa lampau.

Kedua, memperbaiki struktur ekuitas Perseroan dengan mengeliminasi akumulasi rugi (defisit) dengan menggunakan komponen ekuitas lain seperti agio saham, selisih transaksi dengan pihak non pengendali dan penurunan modal saham.

Ketiga, dengan kondisi neraca keuangan yang menunjukkan nilai sekarang tanpa dibebani defisit masa lampau, Perseroan diharapkan akan lebih mudah memperoleh pendanaan, jika diperlukan, dalam rangka pengembangan usaha.

Baca juga: VKTR perkuat layanan kendaraan listrik komersial B2G dan B2B 

Keempat, dengan tidak adanya saldo defisit, maka akan dapat memberikan dampak positif bagi para pemegang saham karena Perseroan dapat membagi dividen sesuai dengan peraturan yang berlaku, termasuk Undang-undang Perseroan Terbatas (UUPT).

“Kelima, meningkatkan minat dan daya tarik investor untuk memiliki saham Perseroan, sehingga diharapkan juga akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham Perseroan,” terang Roy.

Performa Keuangan Membaik
Roy Hendrajanto mengatakan, dari tahun ke tahun Perseroan juga secara konsisten menunjukkan tren performa keuangan yang membaik. Hal ini terlihat dari peningkatan pendapatan sebesar 16,24 persen CAGR selama periode tahun 2021 hingga 2023.

“Peningkatan pendapatan Perseroan ini sebagian besar disebabkan perkembangan bisnis Perseroan melalui entitas anak PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) yang bergerak di bidang penjualan kendaraan listrik, PT Bakrie Metal Industries (BMI) dan entitas anak Perseroan yang bergerak di bidang fabrikasi baja bergelombang, fabrikasi pipa baja dan konstruksi baja dan PT Bakrie Indo-Infrastructure (BIIN) yang bergerak di bidang pembangunan dan jasa infrastruktur termasuk infrastuktur telekomunikasi,” ungkap Roy.

Lebih dari itu, lanjut Roy, tren performa positif ini juga bisa terlihat dari meningkatnya laba usaha Perseroan selama tiga tahun berturut-turut, masing-masing sebesar Rp20,69 miliar, Rp231,91 miliar dan Rp348,31 miliar, dengan rata-rata marjin laba usaha sebesar 5,51 persen.

Roy mengatakan, pada Desember 2023, Perseroan telah melakukan penyelesaian restrukturisasi sebagian besar kewajiban Perseroan terhadap kreditur. Dengan restrukturisasi ini, kinerja Perseroan di tahun berikutnya menjadi lebih baik.

Pada periode tahun 2021 hingga 2023, Perseroan memiliki laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk masing-masing sebesar Rp63,67 miliar di tahun 2021, Rp266,13 miliar di tahun 2022 dan Rp237,46 miliar di tahun 2023. “Rata-rata tiga tahun atas laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk adalah sebesar Rp189,09 miliar,” jelas Roy.

Selanjutnya, Perseroan memiliki prospek yang baik, terbukti dengan adanya laba tahun berjalan yang positif dalam laporan keuangan konsolidasian tahunan yang diaudit selama 3 tahun berturut-turut, masing-masing sebesar Rp86,78 miliar di tahun 2021, Rp306,15 miliar di tahun 2022, dan Rp264,46 miliar di tahun 2023.

Dengan adanya rencana kuasi reorganisasi ini, Perseroan akan meminta persetujuan kepada para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang rencananya akan diselenggarakan pada hari Jumat, tanggal 21 Juni 2024. Rangkaian aksi korporasi berupa kuasi reorganisasi yang dilakukan Perseroan ini, sesuai jadwal akan dirampungkan pada akhir bulan Agustus 2024.
 

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024