Samarinda (ANTARA) -
Sungai Karang Mumus Samarinda menjadi sorotan warga setempat setelah airnya berubah menjadi warna hijau pada Selasa yang diikuti dengan kemunculan ikan patin yang berenang ke permukaan, dan menarik perhatian para pemancing untuk memanfaatkan situasi tersebut.
 
"Biasanya Sungai Karang Mumus tidak seperti ini, tapi tiba-tiba airnya hijau dan banyak ikan patin," kata seorang pemancing yang juga warga Samarinda Ismail di Samarinda, Selasa.
 
Ia bersama pemancing lainnya, tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk mendapatkan hasil tangkapan yang baik. Warga setempat masih memanfaatkan kesempatan untuk memancing di Sungai Karang Mumus, meskipun ada kekhawatiran tentang kualitas air.
 
Menurut pemerhati lingkungan dan sungai di Samarinda Yustinus Sapto Hardjanto, perubahan warna air Sungai Karang Mumus disebabkan oleh proses alami yang dikenal sebagai blooming atau mekarnya algae hijau-biru. Itulah kemudian menyebabkan ikan patin dari sungai Mahakam naik ke Karang Mumus, namun situasi blooming itu membuat ikan tersebut teler ke permukaan.

Baca juga: Pemkot Samarinda pasang jaring sampah di Sungai Karang Mumus

Baca juga: GMSS-SKM Samarinda sebut ada 61 spesies tumbuhan di SKM
 
"Fenomena ini memang menarik secara visual, namun dapat menimbulkan dampak negatif pada ekosistem sungai. Algae yang mekar dapat melepaskan racun, mengurangi kadar oksigen terlarut dalam air, dan menurunkan pH, yang berpotensi membahayakan kehidupan biota air," kaya Yustinus.
 
Menurutnya, kelayakan air sungai untuk dimanfaatkan masyarakat setempat menjadi pertanyaan penting, terutama bagi warga yang bergantung pada sumber air ini untuk kebutuhan sehari-hari.
 
Dia menekankan bahwa air dengan kondisi blooming tidak layak digunakan, bahkan untuk memandikan hewan. "Kualitas air yang menurun menunjukkan adanya ketidakseimbangan dalam ekosistem sungai," cakapnya.
 
Pengujian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan kelayakan air Sungai Karang Mumus. Yustinus menyarankan bahwa fenomena blooming biasanya akan mereda dengan datangnya air baru, seperti hujan deras, yang dapat membantu mengembalikan keseimbangan ekosistem sungai.
 
Peristiwa saat ini mengingatkan akan pentingnya menjaga keseimbangan alam dan ekosistem sungai. Sungai Karang Mumus, yang biasanya tenang dan jernih, kini menjadi bukti nyata dari dampak perubahan lingkungan yang dapat terjadi secara tiba-tiba.
 
Ia berharap bahwa pemerintah dan lembaga terkait segera mengambil langkah untuk memastikan bahwa sungai dan sumber air tetap aman dan layak digunakan, seperti membenahi wilayah tangkapan air dan juga merestorasi ekosistem resapan air sekitar sungai dengan terus gencar melakukan normalisasi.*

Baca juga: Budayawan Kaltim dukung kampanye ramah sungai

Baca juga: Pencemaran Sungai Karang Mumus Samarinda berkurang 30 persen

Pewarta: Ahmad Rifandi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024