Surabaya (ANTARA) - Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Surabaya mengungkap masalah kesehatan yang mayoritas diderita jamaah calon haji berdasarkan keberangkatan dari Asrama Haji Embarkasi Surabaya selama tiga hari terakhir.

Kepala BBKK Surabaya Rosidi Roslan kepada wartawan di Surabaya, Senin menjelaskan Asrama Haji Embarkasi Surabaya per hari menangani keberangkatan sebanyak 1.800 lebih jamaah calon haji yang terbagi dalam lima kelompok terbang (kloter)

"Dari 1.800 lebih jamaah yang diberangkatkan dari Asrama Haji Embarkasi Surabaya setiap hari, rata-rata 69 persen kesehatannya tergolong berisiko tinggi," katanya.

Terdata paling banyak menderita hipertensi. Selain itu memiliki masalah gula, seperti mengidap penyakit kencing manis.

"Kemudian ada yang mengalami pembengkakan jantung. Tapi masih bisa kita toleransi untuk bisa mengikuti penerbangan ke tanah suci," ujarnya.

Tercatat hanya sekitar lima ratus jamaah per hari yang kesehatannya dinyatakan prima sehingga tidak perlu didampingi tenaga kesehatan selama menunaikan ibadah haji di tanah suci.

Rosidi memastikan, bagi seribu lebih jamaah yang setiap harinya terdeteksi kesehatannya berisiko tinggi, BBKK Surabaya memberikan pendampingan tenaga kesehatan sejak berada di Asrama Haji Embarkasi Surabaya.


Baca juga: Wapres sebut RI-Arab Saudi bahas nilai manfaat dari haji dan umrah

"Di antaranya kami lakukan terapi, pemberian obat, serta mengupayakan agar dapat membagi waktu untuk beristirahat yang cukup," tuturnya.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya hingga malam ini telah memberangkatkan sebanyak 3.660 jamaah asal Kabupaten Bojonegoro, Lamongan, dan Gresik yang terbagi dalam 10 kloter.

Sementara terkonfirmasi terdapat dua jamaah asal Kabupaten Lamongan yang tergabung dalam kloter 7 yang mestinya berangkat ke Tanah Suci hari ini harus tertunda karena sakit.

Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya Abdul Haris menginformasikan salah satunya mengidap penyakit anemia yang masih membutuhkan perawatan.

"Satu lagi penyakitnya masih didiagnosis oleh tim dokter," katanya.

Haris menandaskan, dua orang yang sakit ini masing-masing memiliki pendamping. Sehingga yang tertunda keberangkatannya menjadi empat orang.

"Nantinya akan kami berangkatkan bersama kloter lain ketika direkomendasikan tim dokter yang menyatakan kesehatannya telah membaik," ucapnya.

Baca juga: Seorang calon haji Kepri tunda keberangkatan karena hipertensi
 

Pewarta: Willi Irawan/Hanif Nasrullah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024