Gianyar (ANTARA) - Pelatih tim nasional putri Indonesia U-17 Satoru Mochizuki mengungkapkan para pemain Garuda Pertiwi menangis di ruang ganti usai menelan kekalahan telak 0-12 dari Korea Selatan pada pertandingan kedua Grup A Piala Asia U-17 2024 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Kamis malam. 

"Tadi sudah di ruang ganti, ada beberapa pemain yang menangis. Mereka merasa kecewa, merasa sedih, itu mungkin saya rasa baik," kata Satoru Mochizuki dalam konferensi pers seusai pertandingan.

Namun demikian, pelatih yang akrab disapa Mochi tersebut berharap anak asuhnya tak boleh berlarut-larut dengan hasil tersebut karena kekalahan ini bukan berarti perjuangan mereka selesai dan membuat mereka menyerah dengan keadaan.

"Sekali lagi kita tidak bisa berlarut-larut seperti itu, kita tidak ada waktu untuk terus meratapi kekalahan. Jadi kalah itu ya, seperti yang saya katakan, bukan berarti selesai ya, tapi kalau menyerah itu baru selesai. Jadi kita tatap ke depan ya, dengan berikutnya, untuk selanjutnya jauh harus lebih baik lagi," ungkap mantan pelatih tim nasional Jepang tersebut.

"Jadi sebuah tim, baik kalah atau menang ya, itu biasa gitu. Paling penting adalah untuk selanjutnya harus jauh lebih baik dari sebelumnya. Baik saya pribadi dan tim kepelatihan serta para pemain ya, saya rasa memiliki rasa itu ya, rasa untuk terus menjadi lebih baik," ujar pelatih asal Jepang tersebut.

Dengan kekalahan ini membuat Claudia Scheunemann dan kawan-kawan dipastikan gugur dan tidak dapat melaju ke babak semifinal.

Secara matematis Indonesia tidak mungkin mengejar peringkat kedua karena hanya menyisakan satu pertandingan grup yaitu melawan Korea Utara yang kini memuncaki klasemen Grup A dengan mengoleksi enam poin, sedangkan Korea Selatan dan Filipina di peringkat kedua dan ketiga dengan mengoleksi tiga poin. 

Baca juga: Timnas putri Indonesia U-17 akui ketangguhan Korea Selatan 0-12
Baca juga: Korea Utara gilas Filipina 6-0 di Piala Asia Putri U-17
Baca juga: Kritsada merasa nyaman di Bali karena punya cuaca yang sejuk

Pewarta: Fajar Satriyo
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024