Masang susuk enggak lama-lama, enggak perlu pisau, jarum (implannya) bisa langsung set masuk
Jakarta (ANTARA) - Bantuan alat laparoskopi (untuk membantu tindakan medis memeriksa organ perut dan panggul) yang diberikan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kepada Rumah Sakit Gading Medika, Kota Bengkulu, berhasil meningkatkan jumlah akseptor KB di kota tersebut.

Sepanjang tahun 2023, tercatat RS Gading Medika telah memberikan pelayanan KB kepada 430 akseptor tubektomi (metode operasi KB wanita) dan lima akseptor vasektomi (metode operasi KB laki-laki) setelah alat laparoskopi yang diberikan BKKBN melalui Pemerintah Kota Bengkulu diterima rumah sakit tersebut.

"Pemberian alat laparoskopi harus bisa bermanfaat dan betul-betul digunakan dengan optimal untuk pelayanan KB bagi masyarakat," ujar Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Menurutnya, rumah sakit di daerah perlu proaktif mengajukan alat-alat yang dibutuhkan untuk menunjang pelayanan medis, utamanya program KB.

Baca juga: BKKBN targetkan 1,6 juta akseptor KB peringati Hari Kontrasepsi Dunia

“Kerja sama antara rumah sakit dan dinas keluarga berencana (KB) di kota itu penting sekali, karena anggaran BKKBN kita alokasikan ke kota dalam bentuk Dana Alokasi Khusus Bantuan Operasional Keluarga Berencana (DAK BOKB), termasuk bantuan laparoskopi yang sudah difungsikan," katanya.

Ia juga berpesan agar para bidan, dokter spesialis kebidanan, dan jajaran rumah sakit meningkatkan motivasi masyarakat Bengkulu untuk melakukan KB setelah persalinan, karena kini pemasangan alat kontrasepsi jangka panjang makin mudah, cepat dan sederhana.

"Masang susuk enggak lama-lama, enggak perlu pisau, jarum (implannya) bisa langsung set masuk," ucap Hasto sambil memasang langsung implan satu batang kepada dua pasien di rumah sakit tersebut.

Sementara itu, Wakil Gubernur Provinsi Bengkulu yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Bengkulu Rosjonsyah mengatakan pengadaan alat laparoskopi sangat bermanfaat bagi masyarakat, tetapi perlu ada peningkatan partisipasi laki-laki untuk KB vasektomi.

Baca juga: Anggota DPR-RI ajak cegah stunting dengan konsumsi makanan bergizi

"Alat laparoskopi ini benar-benar sudah dimanfaatkan, dan ternyata 430 yang sudah diselesaikan, tetapi berapa vasektominya belum dijelaskan tadi. Ini harus berimbang antara ibu dan bapak," ucapnya.

Sedangkan Dokter Spesialis Kebidanan RS Gading Medika, dr. Demsi mengemukakan alat laparoskopi sangat membantu dan menjangkau lebih banyak pasien, khususnya bagi perempuan dengan berat badan di atas 70 kg.

"Dengan bantuan laparoskopi ini, kami sangat terbantu, karena selama ini dengan pasien yang gemuk agak sulit. Kalau dengan alat laparoskopi ini bisa mencapai jarak yang lebih jauh, jadi kita tidak kesulitan dengan pasien-pasien yang gemuk," tuturnya.

Saat ini, lanjut dia, dengan bantuan laparoskopi, pasien dengan berat 90 kg juga dapat dilayani, setelah sebelumnya pasien dibatasi dengan berat badan maksimal 70 kg.

Baca juga: BKKBN layani ratusan akseptor KB di wilayah perbatasan cegah stunting

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024