Tenda-tenda itu disediakan untuk menyediakan tempat berlindung sementara bagi para warga yang sedang berjuang menghadapi dampak bencana alam.
"Hujan lebat dan banjir bandang menghancurkan rumah kami dan kami kehilangan tempat tinggal. Untungnya, distribusi tempat waktu tenda sumbangan China sebagai tempat berlindung sangat membantu kami," ujar seorang penerima bantuan tenda bernama Sayed Ahmad kepada Xinhua.
Mawlawi Enayatullah Sabir, wakil direktur otoritas penanggulangan bencana Herat, menyoroti pentingnya bantuan internasional di masa-masa krisis.
Menyusul gempa bumi dahsyat di Herat, yang menyebabkan lebih dari 2.000 orang meninggal dunia, kelompok pertama pasokan bantuan gempa bumi tiba di Bandar Udara Internasional Herat pada 15 Oktober 2023.
Kelompok kedua sumbangan pemerintah China tiba satu bulan kemudian.
Hujan dan banjir yang terjadi baru-baru ini telah menyebabkan kerusakan properti yang sangat parah bagi keluarga-keluarga di Herat, kata Sabir.
"Otoritas penanggulangan bencana provinsi telah mendistribusikan 150 tenda sumbangan China kepada keluarga yang terdampak banjir," kata Sabir, sembari mengakui besarnya peran China dalam meringankan penderitaan rakyat Afghanistan.
Dia juga berterima kasih kepada pemerintah China atas bantuan yang menurutnya konsisten.
Sumbangan China, ujarnya, telah terbukti sangat penting bagi keluarga-keluarga yang terdampak gempa bumi di Herat pada Oktober tahun lalu.
Dampak bencana alam yang terjadi baru-baru ini di Afghanistan sangat menghancurkan. Hujan lebat dan banjir bandang merenggut lebih dari 80 nyawa dan menyebabkan ratusan orang kehilangan tempat tinggal selama sebulan terakhir.
Di Provinsi Herat, situasi masih mengkhawatirkan. Di wilayah itu, tujuh orang tewas dan 150 rumah hancur akibat hujan badai dan banjir yang menerjang baru-baru ini.
"Ada satu keluarga beranggotakan enam orang dan mereka hidup dalam ketidakpastian. Saya sangat gembira menerima bantuan tenda sumbangan China yang telah menyelesaikan masalah kami sejauh ini. Saya berterima kasih kepada China," kata penerima bantuan lainnya, Imamudin Ahmadi.
Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024