UKM harus memiliki cerita yang unik terhadap produknya agar mampu berdaya saing dari ancaman produk asing. Kami optimistis UKM tidak hanya mendapatkan investasi namun juga jaringan bisnis yang lebih kuat dari program SME EPIC ini
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan UKM melakukan kick off program Small Medium Enterprise Expo Pembiayaan Investasi Crowdfunding (SME EPIC) 2024 untuk memperkuat kapasitas pembiayaan dan investasi UKM.

SME EPIC merupakan salah satu strategi dari Kemenkop UKM bekerja sama dengan Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (Inotek) dalam mendukung sektor UKM agar bisa naik kelas melalui pendampingan untuk mendapatkan pembiayaan, investasi, dan jejaring atau mitra bisnis.

Asisten Deputi Pembiayaan dan Investasi UKM Deputi Bidang UKM Kemenkop UKM Temmy Satya Permana dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu, mengungkapkan rangkaian SME EPIC terdiri dari pendampingan pengetahuan berbagai jenis pendanaan, bedah usaha untuk meningkatkan pemahaman pemilik usaha terhadap kebutuhan investasi, pelatihan membuat presentasi singkat terstandar, hingga pendampingan pitching.

"UKM harus memiliki cerita yang unik terhadap produknya agar mampu berdaya saing dari ancaman produk asing. Kami optimistis UKM tidak hanya mendapatkan investasi namun juga jaringan bisnis yang lebih kuat dari program SME EPIC ini," kata Temmy.

Temmy menambahkan pendanaan merupakan syarat utama bagi UMKM untuk naik kelas seperti termuat dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2021.

Dalam PP tersebut diamanatkan bahwa UMKM berhak mendapatkan pendanaan yang mudah dan murah, mulai dari jaminan kredit program, dan pembiayaan rantai pasok.

"Selain itu juga mengatur bahwa pemerintah untuk memberikan pengetahuan serta pendampingan bagi UMKM untuk mendapatkan alternatif pendanaan," kata Temmy.

Kick off Program SME EPIC 2024 diikuti oleh 367 UKM dari sektor industri alat kesehatan, kecantikan, industri kreatif, makanan dan minuman, serta aplikasi teknologi, dengan total kebutuhan investasi senilai Rp165 miliar.

Terdapat 12 lembaga pengembang yang berpartisipasi, yang berasal dari perbankan, venture capital, private investor, angel investor, crowdfunding, dan potential buyer.

Lembaga pembiayaan dan mitra yang menghadiri acara ini adalah GITP Asia, Shafiq, UMG Idealab, ANGIN, MIKTI, Mandiri Venture Capital, Endeavor, Loox, KNEKS, Super Key Consulting, Myquick, dan Alpha JWC.

Adapun rangkaian acara dari SME EPIC terdiri dari diskusi mengenai permodalan melalui security crowd funding dan investor point of view.

Direktur Eksekutif Yayasan Inotek Ivi Anggraeni menjelaskan bahwa dari pengalaman dia membina dan mendampingi UKM selama ini, banyak UKM di Indonesia yang membutuhkan pembiayaan.

Sayangnya, menurut dia, masih banyak pelaku UKM yang belum mengetahui berbagai jenis pembiayaan yang ada di Indonesia sehingga kurang mampu menyasar calon-calon mitra yang tepat dan sesuai dengan jasa dan produknya.

Ivi berharap pelaku UKM yang mengikuti program SME EPIC ini dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari dan membagikannya kepada pelaku UKM lainnya.

Baca juga: KemenKopUKM tumbuhkan ekosistem kewirausahaan mahasiswa
Baca juga: Pemerintah siapkan pembangunan pabrik mini olah komoditas unggulan
Baca juga: Teten: Kemenkop UKM dan BEI proaktif cari UMKM yang bisa IPO


Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024