Jakarta (ANTARA) -
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mendukung gerakan Indonesia Future Network (IFN) bersama Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, mendorong agar pemuda mulai berjejaring dan berkelanjutan dalam kebijakan sumber daya manusia (SDM) menuju Indonesia Emas 2045.
 
Koordinator Tim Strategi dan Komunikasi Kebijakan Kemenpora RI, Wildanshah, mengatakan Menpora Dito Ariotedjo ingin menjadikan Indonesia Future Network sebagai katalisator terciptanya ekosistem collaborative governance.
 
"Jadi ada sebuah tata kelola pemerintahan yang kuat dengan kolaborasi lintas sektor dan lintas generasi," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
 
Wildanshah menjelaskan, saat ini sedang terjadi transisi kepemimpinan Indonesia dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto, sehingga proses transisi itu harus diisi oleh gagasan-gagasan anak muda.
 
"Proses transisi pemerintahan harus diisi oleh gagasan-gagasan baru talenta muda, karena sesuai Perpres Nomor 43 Tahun 2022, Koordinasi Strategis Lintas Sektor Pelayanan Kepemudaan harus menjadi acuan dalam meningkatkan kualitas pemuda ke depan menuju Indonesia Emas 2045," ujar dia.
 
Wildan menyebut, Kemenpora siap menjadi jembatan dan wadah untuk ide-ide anak muda, sehingga bisa berpartisipasi untuk menyampaikan pendapat kepada pemangku kepentingan (stakeholder).
 
Ide yang baru dari anak muda, tambah dia, diharapkan bisa menjadi pertimbangan pemangku kebijakan.

Baca juga: Dito terima niat baik Jepang untuk penguatan kepemudaan dan olahraga
 
Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Bappenas, Amich Alhumami, mengatakan bahwa pentingnya mempersiapkan anak-anak muda saat terjadi bonus demografi di masa yang akan datang.
 
"IFN sejalan dengan fokus KemenPPN/Bappenas untuk mempersiapkan anak-anak muda yang akan mengambil estafet kepemimpinan ke depan, apalagi bonus demografi Indonesia bukan sesuatu yang diberikan," kata dia.
 
Amich menambahkan, ada beberapa persiapan yang harus dikerjakan untuk menyongsong bonus demografi, sehingga momentum itu bisa optimal.
 
Menurut dia, syarat mutlak untuk mengoptimalkan bonus demografi adalah menyiapkan generasi yang sehat, gizi bagus, cerdas, serta harus ada investasi di bidang pendidikan dan kesehatan.
 
Namun, tantangan Indonesia ke depan justru terkait pendidikan.
 
"Kualitas pendidikan ditentukan oleh student learning outcomes, bisa melalui membaca, memahami bahasa dan matematika, tetapi kemampuan Indonesia masih pada level paling bawah," ujar Amich.
 
Dia mengungkapkan, hanya 4,3 persen penduduk Indonesia dalam kategori gen Z dan milenial yang sekarang lulus strata 1 atau sarjana. Seharusnya pendidikan harus menjadi public goods atau sesuatu yang umum bisa dimiliki masyarakat, tetapi sekarang malah menjadi sesuatu yang istimewa untuk didapatkan.

Indonesia Future Network (IFN) merupakan program kolaborasi multipihak antara Kantor Staf Presiden dengan Kemenpora, KemenPPN/Bappenas, Pijar Foundation, Huawei, dan Perkumpulan Warga Muda.

Baca juga: Perpustakaan Pungkas Tri Baruno Kemenpora buat Bincang Literasi

Baca juga: Komisi X usul alokasi anggaran ditingkatkan demi kesejahteraan atlet

Pewarta: Donny Aditra
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2024