Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Tavip Agus Rayanto menyebut pentingnya membangun kualitas bayi di bawah lima tahun (balita) untuk menyambut Indonesia Emas 2045.

"Pada tahun 2045 kita memasuki masa Indonesia Emas. Sehingga kita harapkan anak-anak balita, bayi di bawah dua tahun (baduta) sekarang bisa menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dengan memanfaatkan bonus demografi," ujar Tavip dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Hal tersebut disampaikan Tavip saat mengukuhkan pengurus Forum Generasi Berencana (Genre) Provinsi Maluku masa jabatan 2024-2026 pada Senin (6/5).

Menyinggung isu bonus demografi, Tavip juga menekankan pentingnya remaja berkontribusi terhadap peningkatan kualitas balita di masing-masing daerah melalui sosialisasi dan edukasi program percepatan penurunan stunting.

"Jadi, Genre harus fokus dan benar-benar totalitas dalam menjalankan peran yang sudah diamanahkan, agar stunting dapat turun dan program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana) dapat dikenal luas oleh masyarakat," ujarnya.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya mempertahankan angka kelahiran total (TFR) 2,1, mengingat Indonesia diprediksi akan menempati urutan keenam penduduk terpadat di dunia pada tahun 2025, sehingga perlu antisipasi agar populasi tidak menurun akibat pergeseran sosial yang terjadi di Indonesia.

"Di tahun 2025, posisi penduduk terpadat ditempati oleh negara India dan untuk Indonesia bergeser pada urutan keenam yang sebelumnya berada pada posisi keempat, artinya, TFR Indonesia yang diharapkan mendekati 2,1 sudah tercapai," ucapnya.

Ia juga mengingatkan kembali pesan Wakil Presiden Ma'ruf Amin untuk mengoptimalkan penurunan kejadian stunting melalui intervensi serentak menggunakan alat dengan standar yang tepat dan pengukuran yang benar oleh kader terlatih, sehingga dapat mengoreksi angka yang sebenarnya.

"Bulan Juni ini diupayakan data lapangan (posyandu) harus sudah selesai. Angka inilah yang digunakan sebagai barometer angka stunting di daerah," kata dia.

Sementara itu, Ketua Forum Genre Maluku 2024-2026 Gilbert Pattihawean menyampaikan bahwa Forum Genre Provinsi Maluku memiliki sebutan "Kabinet Bermakna".

"Kami mengambil kata 'bermakna' untuk menjadi arah dalam mengarungi proses bertumbuh dan berkembang, serta menggema sebagai remaja yang terencana," katanya.

Remaja Maluku, menurut Gilbert, harus selalu siap menghadapi kerasnya perkembangan dunia, dan memiliki perencanaan yang matang untuk masa depan.

"Kata bermakna kami ambil agar menjadi sumber semangat kami dalam melangkah dan membersamai para remaja di Maluku untuk tetap bertumbuh, berkembang serta menjadi bermakna bagi diri sendiri dan teman sebaya," tuturnya.

Baca juga: OIKN dan BKKBN berkolaborasi turunkan stunting di IKN

Baca juga: Deputi KSPK: BKKBN sudah bentuk 80 ribu duta genre

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024