Kita tahu penyedia barang dan jasa hanya itu-itu saja belum berkembang
Jakarta (ANTARA) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan manajemen rantai pasok (supply chain management/SCM) berperan penting untuk kelangsungan proyek-proyek migas.

"Ketika kami ada acara CEO Summit di Bogor sekitar 2-3 bulan lalu itu, para CEO KKKS (kontraktor kontrak kerja sama) itu memberikan masukan, memberikan saran karena dengan banyaknya proyek-proyek yang masif dan skala besar ini, mereka khawatir masalah SCM ini akan kedodoran," kata Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas Rudi Satwiko saat konferensi pers Indonesian Oil & Gas (IOG) SCM Summit 2024 di Jakarta, Senin.

Apalagi, kata Rudi dalam keterangannya di Jakarta, Senin, penyedia barang dan jasa pada kegiatan hulu migas belum optimal, terutama saat pandemi COVID-19 melanda Indonesia yang berimbas pada proyek-proyek migas.

"Kita tahu penyedia barang dan jasa hanya itu-itu saja belum berkembang, dulu sih banyak tetapi waktu harga minyak jatuh sekitar tahun 2016-2017 terus ada COVID-19, recovery-nya mereka agak terlambat. Jadi, ketika kami tiba-tiba banyak proyek besar, ini ada beberapa PSN (proyek strategis nasional) dan dan non-PSN yang besar-besar, CEO-CEO itu khawatir," ucap Rudi.

Oleh karena itu, saat CEO Summit di Bogor tersebut, para CEO KKKS itu menyarankan agar dibuat suatu ajang untuk berdiskusi maupun berbagi pengalaman dalam menyelesaikan permasalahan dan tantangan kegiatan rantai suplai SKK migas dan KKKS serta pendukung industri hulu migas lainnya.

"Jadi, mereka menyarankan supaya insan SCM ini duduk bersama untuk berdiskusi sambal sharing knowledge, sharing experience karena di situ kan banyak proyek-proyek perusahaan-perusahaan besar ada Harbour ada ENI, ada Inpex, ada BP (British Petroleum), ada Mubadala mereka itu kan pemain global semua," ujar Rudi.

SKK Migas berkomitmen untuk terus mengoptimalkan fungsi SCM guna memperkuat industri hulu migas nasional.

Dalam rangka mencapai visi produksi 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari pada tahun 2030, SKK Migas kembali menggelar IOG SCM Summit 2024 setelah absen selama 9 tahun.

Kegiatan itu bertujuan untuk membahas solusi, terobosan teknologi serta strategi efektif dalam mempercepat digitalisasi rantai pasok dan menyelesaikan permasalahan kompleks dalam aktivitas dan operasional hulu migas.

"Sudah sembilan tahun ini tidak pernah ada, sudah lama. Selama ini kami fokus terhadap lokal konten TKDN (tingkat komponen dalam negeri) atau kapnas (kapasitas nasional). Setelah kami lihat pembinaan kapnas cukup berhasil, kami sekarang melihat tantangan lain," kata Rudi.

Baca juga: SKK Migas: Rantai pasok jadi ujung tombak dukung target produksi migas
Baca juga: BNI sediakan pembiayaan rantai pasok sasar korporasi dan UMKM
Baca juga: SKK Migas siapkan langkah strategis optimalkan produksi migas nasional

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024