Berkembangnya hubungan China-Prancis tidak hanya membawa manfaat bagi kedua bangsa, tetapi juga memberikan stabilitas dan energi positif bagi dunia yang bergejolak
Paris (ANTARA) - Presiden China Xi Jinping di Paris menyampaikan harapannya bahwa China bersama Prancis akan menerangi jalan mereka ke depan dengan obor sejarah, membuka masa depan hubungan China-Prancis yang lebih cerah, dan memberikan kontribusi baru bagi perdamaian, stabilitas, dan pembangunan dunia.

Xi menyatakan hal itu dalam sebuah pidato tertulis setibanya di Paris untuk kunjungan kenegaraan ke Prancis, Minggu (5/5).

Xi menuturkan bahwa dalam kunjungannya itu dia akan melakukan pembicaraan mendalam dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron perihal pengembangan hubungan China-Prancis dan China-Eropa dalam situasi yang baru serta berbagai isu internasional dan regional di dunia saat ini.

"Saya berharap kunjungan ini akan membantu memperkokoh persahabatan kita yang telah terjalin lama, meningkatkan kepercayaan politik, membangun konsensus strategis, serta memperdalam pertukaran dan kerja sama dalam berbagai bidang," ujar Xi, sembari menambahkan bahwa dirinya sangat senang dapat memulai kunjungan kenegaraan ketiganya ke Republik Prancis atas undangan Macron.

Pada 2014 dan 2019 lalu, Xi melakukan kunjungan ke Prancis saat musim semi untuk merayakan peringatan 50 dan 55 tahun hubungan diplomatik kedua negara bersama rakyat Prancis.

"Saat kita merayakan peringatan 60 tahun hubungan diplomatik, saya merasakan kesan deja vu yang kuat saat kembali menginjakkan kaki di tanah negara Anda yang indah ini. Atas nama pemerintah dan rakyat China, saya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan salam yang hangat dan harapan terbaik kami kepada pemerintah dan rakyat Prancis," kata Xi.

Sebagai perwakilan penting peradaban Timur dan Barat, Xi mengatakan, China dan Prancis memiliki sejarah panjang dalam sikap yang saling menghargai dan mengagumi.

Menurut Xi, para pemikir zaman Pencerahan di Prancis mulai mempelajari budaya China berabad-abad silam, dan para pemikir serta penulis Prancis seperti Voltaire, Diderot, Hugo, dan Balzac merupakan nama-nama yang terkenal di China.

Dia juga menyatakan bahwa 60 tahun yang lalu, kedua negara "membobol" blok Perang Dingin dan menjalin hubungan diplomatik di tingkat duta besar.

Enam puluh tahun sejak saat itu, hubungan bilateral tersebut selalu mengiringi hubungan China dengan negara-negara Barat, memberikan contoh utama bagi negara-negara dengan sistem sosial yang berbeda untuk hidup berdampingan secara damai dan mengejar kerja sama yang saling menguntungkan, tutur Xi.
 
Dengan mengibarkan bendera-bendera China dan Prancis, para warga China yang ada di Prancis menyambut Presiden China Xi Jinping setibanya di Paris, pada 5 Mei 2024. Xi tiba di Prancis untuk kunjungan kenegaraan. (Xinhua/Lu Ye)   

Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan antara China dan Prancis naik ke jenjang yang lebih tinggi, dan kedua negara terus mencatatkan kemajuan baru dalam berbagai kerja sama di bidang penerbangan, kedirgantaraan, energi nuklir, pangan berbasis pertanian (agrifood), serta pembangunan hijau, Xi menguraikan.

Dia menyampaikan betapa kedua negara menikmati jalinan koordinasi dan kerja sama yang erat perihal respons iklim, perlindungan keanekaragaman hayati, dan tata kelola global, seraya menambahkan bahwa berbagai aktivitas Tahun Kebudayaan dan Pariwisata China-Prancis berlangsung secara menyeluruh.

"Berkembangnya hubungan China-Prancis tidak hanya membawa manfaat bagi kedua bangsa, tetapi juga memberikan stabilitas dan energi positif bagi dunia yang bergejolak," tutur Xi.

Presiden China tersebut diterima oleh Perdana Menteri Prancis Gabriel Attal di Bandar Udara Orly Paris dan mendapatkan sambutan yang hangat dari warga Tionghoa perantauan saat kedatangan.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024