Jakarta (ANTARA) -
Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun mengatakan Indonesia punya modal kuat untuk menghadapi dampak konflik geopolitik di Timur Tengah karena tekanan pada perekonomian nasional tidak berpengaruh secara signifikan.
 
“Fundamental ekonomi Indonesia masih sangat kuat sehingga guncangan konflik di Timur Tengah saat ini belum terlalu memberikan pengaruh tekanan pada perekonomian Indonesia secara keseluruhan,” kata Misbakhun dalam keterangan resminya  diterima di Jakarta, Selasa.

Jika dilihat dari sisi relasi timbal balik di sektor perdagangan dan sektor keuangan, menurut kondisi Indonesia secara relatif masih sangat aman untuk menghadapi potensi dampak konflik tersebut.

Berdasarkan catatannya, dia mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional masih di atas lima persen per tahun, serta mengalami inflasi yang tergolong rendah yakni sekitar 2,5 persen per tahun. Selain itu, menurutnya cadangan devisa Indonesia pun dalam kondisi yang kuat.

Belum lagi, kata dia, sektor ekonomi Indonesia yang ditopang oleh hasil komoditas mineral, batu bara, sawit, dan olahan nikel masih produktif sehingga mampu memberikan penguatan pada sektor ekonomi.

"Itu adalah salah satu data fundamental ekonomi Indonesia yang kuat," katanya.

Selain itu, menurutnya sektor UMKM di Indonesia sejauh ini juga mampu memberikan kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja di sektor informal serta dapat menyokong daya beli yang kuat bagi masyarakat kelas menengah bawah.

Namun untuk menjaga kekuatan sektor UMKM, menurutnya perlu dukungan dari pemerintah. Karena menurutnya para UMKM perlu didukung dengan kebijakan yang memudahkan terhadap akses permodalan.

“Bagaimana sektor tersebut tetap bisa mendapatkan akses permodalan yang mudah dan berbunga rendah supaya kontribusi sektor UMKM ini makin kuat dalam struktur ekonomi nasional kita,” kata dia.
Baca juga: Anggota DPR ajak masyarakat cintai rupiah dan biasakan pakai QRIS
Baca juga: Pengamat: Pastikan eskalasi konflik Timur Tengah tak berdampak ke RI
Baca juga: Kadin: Ekonomi RI kuat hadapi dampak krisis di Timur Tengah

 

Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024