Jakarta (ANTARA) - Kalangan pelaku industri kesehatan herbal Indonesia siap mempromosikan jamu sebagai salah satu produk pengobatan asli nasional ke pasar global sehingga diterima dunia.

Presiden Direktur Combiphar Michael Wanadi di Jakarta, Sabtu menyatakan jamu sebagai produk kesehatan sangat potensial untuk ditingkatkan pemasarannya hingga ke skala internasional, seperti halnya produk-produk herbal dari beberapa negara seperti Korea dan China.

"Kenapa jamu kita tidak bisa dikenal dunia seperti ginseng (dari Korea). Kita ingin jamu dikenal dunia, " ujarnya dalam diskusi pada perayaan HUT 60 Air Mancur bertema "Inspirasi sehat dari Generasi ke Generasi".

Dengan menggabungkan kearifan lokal serta inovasi,  pihaknya optimis dapat terus mempromosikan gaya hidup sehat dan pengobatan tradisional Indonesia yang berkelanjutan kepada Indonesia bahkan dunia.

​​​​​​Baca juga: Produk jamu herbal Indonesia diincar importir Arab Saudi

Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan untuk mengangkat jamu, menurut Michael yakni membangun reputasi/kualitas produk, angkat citra produk jamu, perbarui kemasan serta mengembangkan produk jamu untuk generasi milenial sehingga diharapkan menjadi tren di kalangan mereka.

Pada Desember 2019, lanjutnya, Combiphar mengakuisisi perusahaan jamu Air Mancur dan melakukan transformasi perusahaan dari jamu tradisional yang dulunya dikelola secara konvensional menjadi dikelola secara modern dengan teknologi modern sehingga diharapkan produk nasional tersebut mampu menembus pasar internasional.

Sementara itu Pamong Budaya Ahli Madya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemedikbudristek) Yayuk Sribudi Rahayu yang hadir dalam acara tersebut menyatakan peluang jamu produk Indonesia untuk diterima di dunia sangat tinggi.

Apalagi, lanjutnya, jamu Indonesia sudah ditetapkan Badan Dunia untuk Pendidikan dan Kebudayaan (Unesco) sebagai warisan kesehatan atau "wellnes culture" pada 6 desember 2023 dan telah menerima sertifikat pengakuan tersebut pada 25 April 2024.

Baca juga: Jamu Indonesia tembus pasar Arab Saudi

"Untuk itu kita harus aktif memelihara, melestarikan produk jamu. Pemerintah akan memastikan warisan ini dilestarikan, dikembangkan dan dimanfaatkan masyarakat," ujarnya.

Direktur Utama PT Air Mancur Lim Suyantho menambahkan permintaan terhadap produk herbal, termasuk jamu di dalam negeri mengalami peningkatan signifikan sejak pandemi 2019.

Ke depan, lanjutnya, perusahaan juga akan menyasar pada generasi muda untuk mengkonsumsi jamu seiring meningkatnya kesadaran gaya hidup sehat di kalangan mereka.

"Kami ingin kaum muda sudah mengenal manfaat produk herbal sejak dini dan menjaga kesehatan sejak dini," katanya.

Dia menambahkan perusahaan saat ini juga menggandeng petani di Kabupaten Wonogiri dan Karanganyar, Jawa Tengah untuk membudidayakan tanaman herbal seperti jahe, lengkuas dan bahan baku jamu lainnya untuk memasok ke pabrik.

"Kami melibatkan sekitar 235 petani di lahan 2 hektar serta memberikan pendampingan agar kualitas bahan bahan baku sesuai standar," katanya.

Sementara itu pada perayaan tersebut Museum Rekor Indonesia (MURI) menganugerahkan penghargaan kepada Air Mancur atas rekor pembuatan ilustrasi bertema herbal secara daring dengan peserta terbanyak di Indonesia, yang diikuti 796 peserta dan terpilih 100 ilustrasi terunik.
 

Pewarta: Subagyo
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024