Jakarta (ANTARA) - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kutai Timur, Kalimantan Timur mengungkapkan, puncak acara Festival Lom Plai 2024 ditutup dengan kegiatan bob jengea atau embob jengea yang merupakan ungkapan rasa syukur atas panen padi.
 
"Sebagai bagian upacara adat Dayak Wehea asal Kalimantan Timur, kegiatan merupakan ungkapan rasa syukur atas panen padi yang telah diterima masyarakat Wehea," ujar Tim Pelaksana dari Dinas Pariwisata Kutai Timur Ahmad Rifanie lewat keterangannya di Jakarta, Senin.
 
Adapun kegiatan bob jengea dimulai dengan kirab budaya atau pawai yang titik kumpulnya dimulai di hulu kampung yang dilanjutkan dengan lomba dayung perahu putra, tarian di atas rakit, seksiang, dan lomba dayung putri hingga embos min untuk membersihkan kampung.
 
Embos min merupakan kegiatan membuang semua kesialan kampung dan kejahatan yang ada di dalam kampung atau pembersihan kampung yang dilakukan beberapa perempuan dewasa.
 
Ritual lainnya yang diselenggarakan setelah pembersihan kampung adalah pertunjukan tari kolosal, ritual hudoq, n'luei hudoq, tarian hudoq yang merupakan tarian tradisional suku Dayak Modang dan dipercaya sebagai tarian jin yang dapat membantu manusia dan di tutup dengan tarian tumbambataq dan jiak keleng.
 
Ahmad berharap Festival Lom Plai dapat menjadi branding destinasi Kalimantan Timur, bisa menggerakan perekonomian lokal dan nasional.
 
Festival Lom Plai 2024 juga melibatkan industri dan UMKM. "Kurang lebih akan ada 20 sampai 30 UMKM yang berpatisipasi dengan target pengunjung 10 ribu orang," katanya.
 
Sebagai informasi, Lom Plai merupakan serangkaian upacara adat Dayak Wehea yang masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2024 telah digelar sejak 18 Maret.
 
Adapun KEN merupakan kalendar kegiatan yang di dalamnya terdapat 110 kegiatan nusantara yang telah dikurasi oleh Kemenparekraf.

Baca juga: Kemenparekraf harap Festival Lom Plai tingkatkan bidang penilaian

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024