Cirebon (ANTARA) -
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, Jawa Barat, menyampaikan daerahnya sudah terbebas dari penyakit malaria atau tidak lagi menjadi lokasi endemis penularan penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Anopheles itu sejak 2014.
 
“Kota Cirebon sudah berhasil eliminasi malaria dari tahun 2014. Sedangkan Provinsi Jawa Barat sendiri baru terjadi pada tahun 2023,” kata Kepala Dinkes Kota Cirebon Siti Maria Listiawaty di Cirebon, Senin.
 
Ia menjelaskan eliminasi malaria di tingkat Kota Cirebon merupakan program untuk menghentikan penularan malaria, khususnya pada daerah endemis tinggi.
 
Dengan diterapkannya program itu, menurut dia, saat ini bisa dipastikan bahwa Kota Cirebon sudah nihil atau tidak ada lagi kasus penderita malaria.
 
Meskipun begitu, diakuinya, dalam beberapa tahun terakhir masih ada pasien malaria yang ditemukan, tapi mereka hanya dirawat di beberapa rumah sakit di Kota Cirebon.

Baca juga: Lima provinsi jadi percontohan menuju Indonesia bebas malaria 2030
 
“Kasus yang ada adalah kasus impor. Karena masyarakat itu terkena malaria bukan di Kota Cirebon, namun di luar Pulau Jawa. Kemudian dirawat di sini,” ujarnya.
 
Siti menjelaskan apabila merujuk pada data, maka pasien terjangkit malaria yang melakukan perawatan itu jumlahnya bervariatif. Misalnya pada 2023, kata dia, terdapat 18 pasien malaria yang menjalani pemeriksaan dan diberikan penanganan lebih lanjut di rumah sakit.
 
“Kemudian tahun ini sudah ada dua kasus impor. Kami pastikan pasien tersebut tidak terjangkit di Kota Cirebon,” katanya.
 
Ia menekankan langkah pencegahan dan upaya edukasi warga untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat tetap dilakukan. Walaupun kini kasus endemik malaria di Kota Cirebon sudah tidak terjadi.
 
“Penanganan kasus dan pelaporan berkala dilakukan. Kita bahkan menerapkan pemeriksaan sampel darah terhadap 1.526 warga dalam tiga tahun ke depan. Meski sudah eliminasi, kita tidak boleh lalai,” ucapnya.

Baca juga: Peneliti BRIN: Program pengendalian malaria harus terintegrasi
Baca juga: Peneliti Pusat Riset Biologi: Program eliminasi malaria belum efektif

Pewarta: Fathnur Rohman
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024