Seoul (ANTARA) - Korea Selatan dan Amerika Serikat akan mengadakan perundingan putaran pertama di Hawaii pada pekan ini guna membahas pembagian biaya pemeliharaan pasukan Amerika yang ditempatkan di Korsel.

Pembicaraan tersebut akan berlangsung di Honolulu, Hawaii, mulai Selasa hingga Kamis (waktu setempat) dipimpin oleh Lee Tae-woo, kepala perunding Korea Selatan, dan rekannya dari AS, Linda Specht,” kata Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dalam keterangan resmi di Seoul, Senin.

Itu akan menjadi pertemuan pertama mereka sejak Seoul dan Washington menunjuk kedua diplomat tersebut awal bulan lalu untuk memimpin perundingan mengenai menentukan berapa banyak dana yang harus ditanggung Seoul untuk penempatan Pasukan AS di Korea (USFK) yang berkekuatan 28.500 personel.

“Pemerintah akan melanjutkan konsultasi dengan posisi bahwa pembagian biaya pertahanan kita harus dilakukan pada tingkat yang wajar untuk menciptakan kondisi bagi penempatan pasukan AS yang stabil di Korea Selatan dan untuk memperkuat postur pertahanan bersama sekutu,” kata kementerian tersebut.

Peluncuran perundingan tersebut dilakukan lebih awal dari yang diperkirakan karena para sekutu telah sepakat untuk mendorong dimulainya perundingan lebih awal di tengah spekulasi Donald Trump akan terpilih kembali.

Mantan Presiden AS tersebut terkenal karena tawar-menawarnya yang keras terhadap kesepakatan tersebut.

Selama masa kepresidenan Trump, perundingan Perjanjian Tindakan Khusus (SMA) menjadi perdebatan utama karena Trump menuntut kenaikan besar biaya USFK bagi Korea Selatan. Dia dilaporkan meminta kenaikan lima kali lipat menjadi 5 miliar dolar AS (Rp81,2 triliun).

Berdasarkan SMA terbaru dan ke-11, Korea Selatan setuju untuk menaikkan pembayaran sebesar 13,9 persen dari tahun 2019 menjadi 1,03 miliar dolar AS (Rp16,7 triliun) pada tahun 2021.

SMA saat ini akan berakhir pada akhir tahun 2025 dalam jangka waktu enam tahun.

Adapun sejak tahun 1991, Seoul menanggung sebagian biaya di bawah SMA untuk pekerja USFK Korea, pembangunan instalasi militer, seperti barak, dan fasilitas pelatihan, pendidikan, operasional dan komunikasi, serta dukungan logistik lainnya.

Sumber : Yonhap
Baca juga: Pasukan AS di Korsel naikkan status kewaspadaan COVID-19
Baca juga: Korsel, AS gelar latihan militer di tengah ancaman rudal Korut
Baca juga: Tentara AS ditemukan meninggal di pangkalan militer Korsel


Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024