...budaya dapat memainkan peran penting dalam pembangunan yang berkelanjutan."
Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Peraih Nobel bidang ekonomi Prof Amartya Sen mengatakan forum internasional tentang dialog budaya seperti World Culture Forum (WCF) sangat penting guna memperoleh wawasan dalam pemahaman satu budaya dibanding lainnya.

"Memahami perbedaan budaya adalah salah satu cara untuk memperkuat kemampuan kita mengerti perbedaan agar hidup damai satu sama lain, dibandingkan dengan jatuh pada penggunaan kekerasan," ujar Amartya pada pembukaan resmi WCF, Senin.

Ia menambahkan bahwa forum ini sangat penting untuk memfasilitasi apresiasi semua orang terhadap keragaman budaya. Seperti forum WCF juga sangat efektif untuk menggantikan konfrontasi dengan dialog dan pembicaraan.

Selain itu, juga hadir sebagai pembicra utama Dr Fareed Zakaria yang juga jurnalis dan komentator ternama dunia.

"Budaya itu sangat cepat, sangat besar dan sangat kompleks. Tapi anda bisa menemukan elemen kunci sukses dalam budaya. Kalau anda mencari etos kerja, anda dapat menemukannya, dan jika kamu menemukan sumber-sumber keberhasilan ekonomi, anda dapat menemukan elemen budaya juga," kata dia.

Tentu saja, budaya berbeda tertentu merefleksikan performa ekonomi tertentu. Fareed menyebutkan bahwa kesalahpahaman tentang budaya dapat menimbulkan halangan dalam perkembangan ekonomi.

"Meskipun begitu, dengan pemahaman satu sama lain yang kuat, budaya dapat memainkan peran penting dalam pembangunan yang berkelanjutan."

Sejumlah menteri dari berbagai negara hadir seperti Mohammad Nuh dari Indonesia, Cai Wu dari Republik Rakyat China, Mohamed Nazri bin Tan Sri Abdul Aziz dari Malaysia, Lana Mamkegh dari Yordania, Dato Seri Awang Haji Hazair bin Haji Abdullah dari Brunei Darussalam, Sultanbai Raev dari Republik Kyrgyztan, Elia Ravelomanatsoa dari Madagaskar, Felipe M. De Leon, Jr dari Filipina, Maria Isabel de Jesus Ximenes dari Timor Leste, Marcelo Pedroso dari Brazil, Sam Tan dari Singapura dan Masanori Aoyagi dari Jepang.

WCF diselenggarakan 24 hingga 27 November. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Indonesia. (*)

Editor: Copywriter
Copyright © ANTARA 2013