Laporan tersebut menilai kinerja bank dalam bidang-bidang tersebut menggunakan 21 kriteria, termasuk kebijakan yang melarang pendanaan praktik paling kejam terhadap hewan ternak atau aktivitas kejam lainnya seperti perdagangan satwa liar, pengujian n
Jakarta (ANTARA) - Lembaga keuangan diharapkan memiliki komitmen terhadap perlindungan kesejahteraan hewan dan mempromosikan alternatif pangan berbasis nabati.

Laporan NGO perlindungan hewan internasional Sinergia Animal berjudul Beyond Profits: Global Review of Financial Institutions in Animal Welfare and Food Systems menyatakan 53 persen bank di seluruh dunia tidak memiliki komitmen terhadap perlindungan kesejahteraan hewan atau dalam mempromosikan alternatif pangan berbasis nabati.

Tingkat kepatuhan rata-rata di bidang-bidang tersebut hanya 10 persen.

Manajer Program Animal Welfare and Finance Sinergia Animal Merel van der Mark dalam keterangannya di Jakarta, Jumat, mengungkapkan bahwa saat ini dunia sedang menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya seperti krisis iklim yang sedang berlangsung, risiko kesehatan masyarakat, dan meningkatnya kerawanan pangan yang memerlukan tindakan segera dari semua sektor.

Adapun, laporan tersebut memberikan analisis komprehensif terhadap 80 lembaga keuangan di 22 negara, termasuk Indonesia.

"Laporan tersebut menilai kinerja bank dalam bidang-bidang tersebut menggunakan 21 kriteria, termasuk kebijakan yang melarang pendanaan praktik paling kejam terhadap hewan ternak atau aktivitas kejam lainnya seperti perdagangan satwa liar, pengujian non-medis dan medis serta penggunaan antibiotik yang tidak bertanggung jawab. Dukungan terhadap transisi ke alternatif berbasis nabati juga diukur," kata van der Mark.

Temuan utama tersebut menyoroti tren, yakni tingkat kepatuhan lembaga keuangan yang dievaluasi dalam menerapkan kebijakan untuk melakukan divestasi dari praktik kekejaman terhadap hewan dan mempromosikan alternatif pangan nabati masih berada pada angka 10 persen, dengan lebih dari 53 persen lembaga keuangan mendapat skor nol.

Meskipun terdapat kemajuan, di mana 11 bank telah memperbaiki kebijakan mereka sejak 2023.

Dalam laporan itu, beberapa bank BUMN tercatat mendapatkan poin nol. Sementara itu, bank-bank internasional seperti Triodos, de Volksbank, Australian Ethical, Rabobank, dan ABN Amro tetap menjadi lima bank teratas yang dinilai memiliki praktik sistem pangan berkelanjutan dan kesejahteraan hewan terbaik.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa sebagian besar lembaga keuangan masih tertinggal dalam mendukung seruan global terhadap peningkatan perlindungan hewan dan transformasi sistem pangan, seperti yang disuarakan dalam pernyataan internasional baru-baru ini.

Contohnya, Majelis PBB mendesak ambisi yang lebih besar untuk memperkuat kesejahteraan dan kesehatan hewan sebagai kontributor signifikan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Selain itu, dalam kerangka kerja sama PBB tentang perubahan iklim (COP28) juga mengeluarkan deklarasi untuk memprioritaskan ketahanan sistem pangan serta aksi iklim. Lalu, Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) juga telah memperbarui pedomannya untuk memasukkan ketentuan mengenai kesejahteraan hewan.

WHO juga ikut menyerukan agar hewan menjadi lebih sehat, terdiversifikasi serta makan berbasis nabati yang lebih banyak.

"Bank mempunyai kekuatan dan tanggung jawab untuk mewujudkan masa depan di mana kesejahteraan hewan, aksi iklim, dan kesehatan manusia terintegrasi ke dalam inti praktik ekonomi. Laporan ini merupakan seruan bagi sektor keuangan untuk memprioritaskan keberlanjutan jangka panjang dibandingkan keuntungan jangka pendek, memprioritaskan kesejahteraan hewan, dan membangun sistem pangan yang lebih berkelanjutan," ujar van der Mark.

Baca juga: Donasikan pakaian bekasmu demi kesejahteraan hewan telantar
Baca juga: WAP: Kurangi antimikroba dengan perhatikan kesejahteraan hewan
Baca juga: PDHI tegaskan ajak masyarakat tingkatkan kesejahteraan hewan

 

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024