Jakarta (ANTARA) - Kepala tim Red Bull Racing Christian Horner semakin berada di bawah tekanan setelah pesan pribadi yang diduga antara dia dan seorang staf perempuan dibocorkan kepada para petinggi Formula Satu dan wartawan.

Pria berusia 50 tahun itu dibebastugaskan oleh tim Red Bull pada Rabu pekan ini setelah mereka menggelar penyelidikan internal atas perilaku Horner terhadap seorang karyawati. Horner membantah tuduhan ini.

Pada Kamis, sebuah berkas berisi pesan dan foto-foto dikirimkan lewat email kepada sejumlah tokoh terkemuka Formula Satu dan puluhan organisasi pers internasional, termasuk AFP, dari sumber yang tak disebutkan namanya.

Tidak diketahui pasti apakah isi berkas itu menjadi bagian dari tuduhan terhadap Horner.

Horner, yang Jumat ini mengawasi mobil Red Bull dalam kualifikasi pembuka musim Grand Prix Bahrain, yang berlangsung Sabtu esok, berkata bahwa "Saya tidak akan mengomentari spekulasi anonim, tapi untuk mempertegas lagi, saya membantah tuduhan tersebut".

Masa depannya sebagai salah satu bos tim Formula 1 paling sukses bergantung kepada hasil penyelidikan internal yang dilakukan oleh induk dari perusahaan minuman energi Red Bull.

Baca juga: Putusan dugaan laku tak senonoh bos Red Bull segera dirilis

Red Bull sudah menyewa pengacara London untuk menyelidiki tuduhan terhadap Horner.

Dia dibebastugaskan Rabu setelah laporan pengacara tersebut dipertimbangkan oleh direksi Red Bull.

"Penyelidikan independen terhadap tuduhan yang diajukan terhadap Horner telah selesai dan Red Bull dapat memastikan keluhan tersebut diabaikan saja," kata Red Bull GmbH seperti dikutip AFP, Jumat.

Tim-tim Formula Satu lainnya mengungkapkan ketidaksenangan mereka kepada cara penyelidikan terhadap Horner dilakukan.

Bos tim McLaren Zak Brown bahkan mendesak badan pengelola olahraga otomotif, FIA, agar menegakkan transparansi.

"Menurut saya, kita semua di Formula 1 adalah duta olahraga di dalam dan di luar lintasan, seperti yang Anda lihat dalam olahraga lain. Saya kira mereka perlu memastikan semuanya benar-benar transparan," kata Brown kepada Sky Sports.

Horner memimpin Red Bull sejak mereka meramaikan Formula Satu 19 tahun silam

Selama waktu itu dia sudah menikmati tujuh gelar juara dunia pembalap dan enam gelar konstruktor.

Pada musim 2023, Red Bull sangat dominan dengan memenangkan 21 dari 22 balapan ketika saat bersamaan Max Verstappen berhasil mempertahankan mahkota juara untuk kategori pembalap.

Baca juga: F1 minta Red Bull tuntaskan penyelidikan Horner jelang musim 2024

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024