Horner dengan tegas membantah tudingan telah berbuat tak senonoh kepada sebuah karyawati tim F1-nya.
Investigasi ini didesakkan oleh perusahaan induk tim, Red Bull GmbH, dan dilakukan oleh seorang pengacara independen.
Sumber-sumber berkata kepada ESPN bahwa penyelidikan itu sudah selesai akhir pekan lalu.
Laporan setebal lebih dari 100 halaman kini diyakini sudah di meja direksi Red Bull di Austria, dan hasilnya akan dipublikasikan Selasa atau Rabu esok.
Baca juga: F1 minta Red Bull tuntaskan penyelidikan Horner jelang musim 2024
Baca juga: Verstappen sebut cukup puas dengan uji coba pertama RB20
Red Bull menghadapi tekanan besar untuk menuntaskan masalah ini sebelum balapan pembuka musim, Grand Prix Bahrain, digelar pada 2 Maret.
Akhir pekan lalu, Jim Farley, CEO Ford, menulis surat kepada perusahaan induk Red Bull untuk menyatakan bahwa raksasa mobil Amerika itu kecewa oleh proses lamban dalam penyelidikan itu dan kurangnya transparansi.
Ford akan bermitra dengan divisi mesin F1 Red Bull mulai 2026 dan seterusnya.
Pembalap Red Bull yang merupakan juara bertahan, Max Verstappen, pekan lalu menyatakan dia dan tim ingin masalah ini diselesaikan sesegera mungkin.
Awal bulan ini F1 juga menyerukan penyelesaian cepat terhadap proses tersebut.
Horner hadir di Bahrain pekan lalu seperti biasa selama uji pramusim F1 tapi menolak mengomentari penyelidikan terhadap dirinya itu.
Horner sudah memimpin Red Bull sejak didirikan pada 2004 dan membantu membimbing tim itu tujuh kali juara pembalap dan enam kali juara konstruktor dalam kurun waktu tersebut.
Kasus ini membayangi persiapan Red Bull pada musim baru, di mana mereka tetap favorit menjuarai musim ini atau ketiga musim berturut-turut.
Baca juga: Verstappen: Masih terlalu dini sebut Red Bull sebagai tim terkuat
Baca juga: Hamilton yakin Mercedes gemilang musim ini
Baca juga: Perez yakin Red Bull bisa pertahankan dominasi di musim 2024
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024
