Serang, (ANTARA News) - PT Indah Kiat Pulp and Paper yang berlokasi di Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, dituding warga Desa Tengkurak, Kecamatan Tirtyasa, Kabupaten Serang, Banten, sebagai penyebab tercemarnya air Sungai Ciujung serta ratusan hektar tambak milik warga desa tersebut. "Semua warga desa di sini merasakan bau busuk yang menyengat di malam hari yang diduga kuat berasal dari limbah yang dibuang PT Indah Kiat. Kami jadi sengsara karena air sungai yang biasa kami konsumsi menjadi keruh dan bau hingga tidak bisa digunakan lagi. Padahal ini musim kemarau saat sulit untu mendapatkan air bersih," ujar Amran, warga Desa Tengkurak, Kecamatan Tirtayasa, Serang, Kamis (10/8). Hal senada juga dikatakan Sarpani (43), warga lainnya yang menduga IKPP membuang limbah beracun dan berbahaya (B3) ke Sungai Ciujung melampaui batas toleransi, sehingga air sungai jadi tercemar. IKPP sendiri selama ini sering ditegur oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Serang karena banyaknya pengaduan warga sekitar namun hingga saat belum juga ada perbaikan yang berarti. Berdasarkan pantauan ANTARA, air Sungai Ciujung itu kini berwarna hitam dan baunya sangat menusuk hidung apabila tercium dalam jarak dekat. Sejak lima hari lalu, masyarakat mendapati ratusan bangkai ikan air tawar yang mati di Sungai Ciujung namun tidak berani mengkonsumsinya karena diduga kuat sudah tercemar bahan berbahaya. Selain itu ratusan hektar tambak milik warga sekitarnya tidak bisa digunakan karena air Sungai Ciujung itu juga mengairi tambak-tambak mereka. "Untungnya tambak-tambak di desa kami tengah kosong karena baru saja panen. Namun karena tercemar, pembenihan terganggu. Padahal seharusnya bulan ini kami sudah memasuki masa pembenihan," kata Idrus (34), petambak warga setempat. Ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya Manajer Humas PT IKPP Arif Madali membantah keras perusahaannya telah mengakibatkan sungai terbesar di Provinsi Banten itu berwarna hitam pekat dan berbau. Namun demikian dia mengakui bahwa perusahaannya membuang limbah ke Sungai Ciujung. "Volume limbah yang kita buang masih jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan pemerintah. Saya ragu soal air sungai itu. Apa benar ada airnya? Setahu saya Sungai Ciujung sekarang dalam keadaan kering," katanya. Sementara Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Provinsi Banten Deddy M. Barmawidjaya enggan berkomentar. "Kami belum melakukan pemeriksaan ulang. Jadi saya belum berani berkomentar. Coba tanya orang Kabupaten Serang saja," ujarnya.(*)

Copyright © ANTARA 2006