Bogor (ANTARA News) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengusulkan 10 langkah strategis untuk membenahi peternakan sapi nasional.

Usul itu disampaikan dalam seminar nasional dan forum komunikasi industri peternak dalam rangka mendukung kemandirian daging dan susu di Institut Pertanian Bogor (IPB) Convention Center, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu.

"Masalah peternakan nasional memerlukan komitmen bersama seluruh kompenen bangsa. Kesepuluh langkah strategis ini perlu mendapat dukungan baik oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta maupun masyarakat," kata Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati-LIPI, Dr Siti Nuramaliati Prijono.

Siti menuturkan 10 langkah strategis yang telah disiapkan oleh LIPI tersebut adalah:

1. Melanjutkan program swasembada daging dan susu nasional

2. Memperbaiki infrastruktur meliputi peningkatan sarana prasarana yang handal agar pratik pemuliaan yang baik dapat diimplementasikan dan berkelanjutan, dan teknologi peternakan lebih mudah diaplikasikan serta diadopsi oleh masyarakat peternak

3. Meningkatkan jangkauan dan efisiensi distribusi pangan asal ternak melalui perbaikan saran dan prasarana transportasi, khususnya di wilayah Indonesia Timur dan daerah tertinggal lainnya

4. Membangun industri pembibitan nasional. Pemerintah harus menggalang perubahan swasta untuk turut melakukan usaha pembibitan dengan skema insentif.

Siti menjelaskan, pembibitan selama ini mengandalkan peternakan rakyat yang skalanya sangat kecil dengan manajemen seadanya sehingga sulit mendorong swasembada.

"Industri pembibitan adalah mesin produksi ternak sehingga terjadi penguatan internal dan secara bertahap mengurangi ketergantungan impor," ujarnya.

5. Membangun pusat-pusat Pengelolaan Pakan Ternak Ruminansia (P3TR). Karena ketersediaan pakan adalah salah satu poin kritis pembangunan peternakan nasional.
Sulitnya menyediakan pakan berkualitas karena lahan untuk budidaya hijauan pakan ternak semakin menyempit dan terjadi persaingan dengan tanaman pangan.

Di sisi lain, lanjut Siti, potensi limbah pertanian di Indonesia yang dapat diolah menjadi pakan ternak berkualitas cukup besar.

"P3TR ini sangat strategis untuk dapat menyediakan pakan ternak dengan memanfaatkan potensi lokal," katanya.

Siti mengatakan, BUMN peternakan harusnya bisa menjadi sentra produksi bibit unggul ternak sapi nasional. Ini merupakan langkah strategis ke lima LIPI.

Dengan potensi lahan yang dimiliki sangat memungkinkan untuk melakukan sistem integrasi sapi dengan komoditas lainnya.

Ia mencontohkan, integrasi sapi dengan sawit, harus ada kebijakan untuk memanfaatkan seluruh potensi limbah yang ada di perkebunan sawit.

Dengan luasan kebun sawit 8 juta hektar, lanjut Siti, daya dukung ekor sapi per hektar, jika dapat dioptimalkan, maka seluruh kebutuhan pakan ternak di Indonesia dapat dipenuhi.

"BUMN seharusnya bisa menjadi "pilot plan industri" atau contoh industri perencanaan pembibitan nasional," kata Siti.

6. Penerapan IPTEK strategis bidang peternakan. Maksudnya adalah menjadikan petani yang kreatif, inovasi dan mendirikan serta mampu memanfaatkan IPTEK dan sumber daya lokal untuk menghasilkan produk peternakan berdaya saing tinggi.

7. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia peternakan di daerah baik tenaga teknis maupun masyarakat peternakan secara umum melalui program training dan penyebaran informasi serta diseminasi teknologi peternakan secara konsisten dan berkelanjutan.

8. Mengembangkan industri hilir yang strategis dengan sumber daya lokal untuk memenuhi permintaan pasar domestik, regional dan internasional

9. Melakukan jejaring kerjasama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mencari solusi percepatan peningkatan populasi dan mutu genetik ternak betina unggul dalam rangka pencapaian swasembada daging dan susu nasional.

10. Melakukan perbaikan kordinasi kepada semua pemangku kepentingan peternakan.

"Dengan komunikasi dan kordinasi yang baik akan lebih memudahkan melakukan program terpadu dalam menyelesaikan persoalan peternakan nasional," katanya.

Persoalan peternakan sapi saat ini adalah produksi yang tidak mencukupi kebutuhan sehingga Indonesia harus mengimpor daging sapi sebesar 30 persen dan susu 70 pesen untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri.

Impor sapi, daging dan susu yang semakin besar dan melebihi kebutuhan konsumsi dalam negeri akan meningkatkan ketergantungan bangsa Indonesia terhadap bangsa lain dan dapat mengancam kedaulatan bangsa.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013