Pekanbaru (ANTARA News) - Seekor induk gajah betina penghuni Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) melahirkan seekor bayi dengan berat 90 kilogram.

"Pada waktu-waktu terakhir sebelum melahirkan, Ria (induk gajah betina tersebut) sempat menghindari perawat. Rupanya dia melahirkan anak seberat 90 kilogram," kata Humas WWF (organisasi pecinta lingkungan dunia) Wilayah Riau, Syamsidar kepada Antara di Pekanbaru, Rabu malam.

Syamsidar mengatakan, Riau (induk gajah) melahirkan seekor anak pada 7 Agustus 2013 atau satu hari sebelum Idul Fitri.

Kalau dikalkulasikan, demikian Syamsidar, bayi gajah yang dilahirkan Riau kali ini adalah yang keempat sepanjang sepuluh tahun terakhir.

Ia mengatakan, sejak 2004, telah ada tiga bayi gajah lainnya yang juga lahir dengan selamat dan kondisinya sehat.

"Bayi Riau juga demikian, lahir dengan kondisi yang sehat tanpa cacat," katanya.

Syamsidar menjelaskan, Ria merupakan induk gajah penghuni TNTN yang saat ini telah menginjak usia lebih dari 35 tahun.

Selama ini, kata Syamsidar, gerak-gerik Riau selalu diawasi mahout atau perawat gajah yang memang berada di TNTN sejak lama.

Umur kandungan Ria ketika melahirkan menurut dia telah memasuki lebih 22 bulan dengan indikasi kehamilan normal.

"Kelahiran anak gajah diketahui oleh mahout bernama Erwin Daulay. Pada saat pertama kali terlihat, tidak seperti biasanya Ria seperti menghindar dan ketika didekati ia melihat bahwa gajah kecil sudah berdiri di sampingnya," katanya.

Tim membimbing Ria dan anaknya menuju camp yang berjarak 700 meter dari lokasi untuk kemudian melakukan perawatan.

"Tim itu terdiri dari empat ekor gajah terlatih dan pelatih dari WWF Indonesia, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau, dan Balai Taman Nasional Tesso Nilo," katanya.

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Kemal Amas mengatakan gembira atas kelahiran gajah itu karena belakangan, banyak gajah mati tak wajar di Riau.

BBKSDA Riau mencatat, selama tahun 2012 ada 12 ekor gajah ditemukan mati, dimana yang terakhir, yakni tahun 2013, ditemukan tiga ekor mati dengan kondisi mengenaskan. (FZR)

Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013