Seoul (ANTARA News) - Seoul dan Pyongyang, Rabu, memulai pembicaraan baru terkait pembukaan kembali kompleks industri bersama Kaesong saat sekelompok pemilik pabrik asal Korea Selatan mengunjungi lokasi.

Pembicaraan yang sensitif itu dilakukan setelah pertemuan akhir pekan yang langka saat kedua belah pihak sepakat pada prinsipnya untuk membuka kembali kompleks industri Kaesong, yang ditutup tiga bulan lalu --saat hubungan antara kedua negara bertetangga itu berada pada titik terendah.

Pyongyang, dengan alasan ketegangan militer dan sikap permusuhan Korea Selatan pada Korea Utara, menarik 53 ribu pekerjanya dari 123 pabrik milik Seoul di kompleks itu pada April, yang dipandang sebagai simbol rekonsiliasi lintas batas yang tersisa.

Korea Selatan juga menarik manajer dari sebagian besar operasi pada awal Mei.

Putaran terakhir perundingan itu, yang diharapkan dapat dimulai pada Rabu, dilakukan setelah berbulan-bulan perselisihan dan ancaman perang oleh Pyongyang pasca-uji coba nuklirnya pada Februari, yang memicu sanksi keras Perserikatan Bangsa Bangsa dan makin menekan perekonomiannya.

Salah satu agenda yang penting adalah permintaan dari Seoul atas jaminan Pyongyang jika Korea Utara tidak akan pernah lagi secara sepihak menutup kompleks industri yang didanai Korea Selatan itu dan sumber devisa kunci bagi Korea Utara --yang miskin.

AFP melaporkan Korea Selatan juga ingin janji keamanan gerakan tak terputus di dalam dan ke luar kompleks, serta kompensasi atas kerugian yang berasal dari penundaan, permintaan yang tidak mungkin untuk diterima Korea Utara.

"Kami tidak akan menerima keadaan kembali seperti semula sebelum krisis," kata juru bicara Kementerian Unifikasi Kim Hyung-Suk kepada wartawan di Seoul pada Selasa.

Pada akhir pembicaraan 15 jam yang melelahkan, kedua belah pihak mengatakan dalam sebuah pernyataan gabungan, Minggu, jika mereka setuju untuk membiarkan Korea Selatan memulai kembali kompleks industri di dekat perbatasan yang ditutup jika situasi sudah memungkinkan.

Pernyataan tersebut dipandang sebagai langkah penting ke depan dalam meredakan bulan-bulan penuh ketegangan tinggi.

Pada Selasa, lebih dari 20 pengunjung dari Korea Selatan, termasuk pejabat pemerintah dan pekerja, mengunjungi kompleks itu untuk menghidupkan kembali pasokan listrik.

Puluhan pengusaha Korea Selatan itu dijadwalkan memeriksa pabrik-pabrik mereka di sela-sela pembicaraan Rabu.

Namun, beberapa bos pabrik telah mengancam akan menarik diri dari kompleks itu seraya mengeluh jika mereka telah menjadi korban dalam perseteruan politik antara dua negara tersebut, yang secara teknis masih dalam perang setelah konflik 1950-1953 mereka yang hanya berakhir dengan gencatan senjata.

Kompleks Kaesong - yang dibangun pada tahun 2004 sekitar 10 kilometer (enam mil) dari perbatasan Korea Utara - sebelumnya tetap bertahan terhadap gejolak hubungan kedua negara.


Penerjemah: GNC Aryani

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013