Untuk tahun ini, harga minyak akan berada rata-rata 95-100 dolar per barel dan sejauh menyangkut keuntungan, kemungkinan besar akan mendatar."
Kuala Lumpur (ANTARA News) - Petronas, perusahaan energi milik negara Malaysia, Rabu melaporkan bahwa keuntungan bersih kuartal pertama pada 2013 turun 4,7 persen akibat menurunnya produksi minyak namun tetap optimistis perihal masa depan.

Keuntungan bersih selama tiga bulan yang berakhir 31 Maret tercatat 17,56 miliar ringgit (5,7 miliar dolar) dibanding dengan 18,43 miliar setahun sebelumnya, kata Petronas dalam sebuah pernyataan, lapor AFP.

Perusahaan itu menghasilkan 743.000 barel minyak mentah pada kuartal pertama, turun dari 773.000 selama tiga bulan yang sama tahun lalu. Output gas alam tercatat 1,41 juta barel setara minyak per hari, naik dari 1,34 juta barel.

Pendapatan naik 1,9 persen dalam periode itu menjadi 76,68 miliar ringgit dari 75,25 miliar, didukung oleh volume perdagangan yang lebih tinggi baik untuk minyak mentah maupun gas di tengah menguatnya dolar AS terhadap mata uang Malaysia.

Perusahaan tersebut adalah satu-satunya wakil Malaysia di Fortune 500.

Petronas mengatakan kinerja keuangan keseluruhan tahun ini diperkirakan akan "memuaskan" meskipun terjadi gejolak harga minyak dan permintaan minyak global.

Sementara itu, Shamsul Azhar Abbas, Presiden dan CEO Petronas, mengatakan kepada para wartawan bahwa output dari operasinya di Sudan Selatan akan naik tahun depan.

Operasinya di Sudan Selatan akan kembali berproduksi pada Maret setelah terganggu selama 15 bulan.

"Untuk tahun ini, harga minyak akan berada rata-rata 95-100 dolar per barel dan sejauh menyangkut keuntungan, kemungkinan besar akan mendatar," kata Shamsul seperti dikutip Dow Jones Newswires.

Tahun lalu, Petronas kehilangan sekitar 120.000 barel minyak mentah sehari dari Sudan Selatan akibat perselisihan antara negara itu dengan tetangganya Sudan menyangkut upah transit. (K004)

Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013