Surabaya (ANTARA) - Wafatnya tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur, KH Choirul Anam atau Cak Anam, di usia ke-69 tahun, Senin pagi tadi menjadi duka mendalam bagi para sahabat, salah satunya Wakil Rais Syuriah PW NU Jawa Timur, Prof Dr KH Ali Maschan Moesa.

Di mata Moesa, almarhum Cak Anam merupakan sosok yang dikenal selalu teguh memperjuangkan keadilan bagi masyarakat. "Saya bersaksi Cak Anam itu orang baik, pejuang, komitmennya untuk kesalehan sosial itu yang penting," kata dia, saat ditemui di rumah duka, di Surabaya, Senin.

Baca juga: Tokoh NU dan politikus senior Jawa Timur Cak Anam tutup usia

Cak Anam dia kenal sebagai sosok yang selalu mengamalkan ajaran Islam dengan sebaik-baiknya. "Rahmatan lil alamin kelebihan beliau di situ, beliau selalu memikirkan berjuang untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ucapnya.

Keadilan bagi masyarakat merupakan cita-cita almarhum yang sudah dipupuk sedari aktif sebagai seorang mahasiswa di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya dan organisasi kemahasiswaan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Baca juga: Komnas HAM independen selidiki kasus baku tembak antaranggota polisi

"Saya tahu karena saya satu bantal mulai masuk IAIN tahun 1975, saya sama dia satu bantal di PMII, berjuang di senat," ujarnya.

Selain itu, almarhum juga disebutnya memiliki perhatian terhadap perkembangan Nahdlatul Ulama (NU), bahkan hal tersebut dituangkan Cak Anam melalui buku yang acap kali disebut "babon NU".

Baca juga: Komnas HAM: Masa tunggu hukuman mati yang lama jadi soal serius HAM

Lebih lanjut, dia menyatakan buku itu sebenarnya merupakan hasil penelitian dan pemikiran almarhum ketika menyusun naskah skripsi. Ia tak memungkiri, buku tersebut memiliki kelengkapan data soal NU, apalagi juga ditunjang dengan pengalaman Cak Anam sebagai seorang jurnalis di salah satu media besar nasional.

"Makanya orang yang nulis soal NU dan lebih komprehensif itu Cak Anam, itu sebenarnya tentang skripsi S1 yang meh podo (menyerupai) S3," ucapnya.

Baca juga: Komnas HAM akan libatkan tiga ahli untuk tangani kasus di KPK

Diketahui, KH Choirul Anam sempat dirawat di Rumah Sakit Islam Jemursari, Surabaya, selama dua pekan, sebelumnya wafat pada Senin pukul 05.45 WIB.

Berdasarkan keterangan adik almarhum, Mokhamad Kaiyis kondisi kesehatan Cak Anam sudah menurun. "Dua minggu dirawat, kondisinya drop kalau kata dokter terkena syaraf nomor 9 dan 10," kata Kaiyis.

Ia menyatakan gangguan kesehatan itu membuat almarhum mengalami keterbatasan aktivitas. "Akhirnya tidak bisa menelan makanan, tidak bicara sama sekali juga selama dua minggu itu," ucapnya.

Pada sekitar pukul 11.45 WIB, jenazah Cak Anam diberangkatkan dari rumah di duka menuju Kabupaten Jombang, Jawa Timur, untuk dikebumikan, setelah sebelumnya dishalatkan di Masjid Jamin Kibar di kawasan Kutisari Indah Barat, Surabaya.
 

Pewarta: Abdul Hakim/Ananto Pradana
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2023