Melalui festival kopi seperti ini, para tokoh kopi yang telah berkiprah dari segala lapisan dan berbagai segi bisnis hadir untuk saling mendukung. Ada yang berkebun kopi, ada yang buka warung kopi, ada tukang cicip kopi untuk menjaga mutu, ada yang t
Badung (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika meyakini melalui ajang festival kopi dapat menjadikan petani dan pebisnis kopi di Provinsi Bali lebih bergeliat untuk membawa nama Bali ke kancah nasional dan internasional.

"Terlebih saat ini memang sedang trennya 'ngopi' dengan segala pernak-perniknya mulai dari kelas warung hingga tempat kopi yang bergengsi," kata Pastika saat menghadiri rangkaian Bali Coffee Katulistiwa Festival di kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.

Apalagi, ujar dia, kopi yang diproduksi dari sejumlah sentra kopi di Bali memiliki kekhasan cita rasa masing-masing sehingga ini menjadi kelebihan tersendiri.

Contohnya saja kopi arabika dari Kintamani (Kabupaten Bangli) yang unik dengan campuran rasa jeruknya yang alami dan telah mengantongi sertifikat Indikasi Geografis.

"Melalui festival kopi seperti ini, para tokoh kopi yang telah berkiprah dari segala lapisan dan berbagai segi bisnis hadir untuk saling mendukung. Ada yang berkebun kopi, ada yang buka warung kopi, ada tukang cicip kopi untuk menjaga mutu, ada yang tukang lukis kopi dan sebagainya," ujarnya pada acara yang dipusatkan di Lippo Mal Kuta itu.

Menurut Gubernur Bali periode 2008-2018 itu, festival kopi yang juga dimeriahkan dengan ajang kompetisi tentunya akan dapat meningkatkan mutu produk dari para pelaku bisnis kopi dari berbagai daerah di Nusantara.

"Agar petani dan pebisnis kopi lebih sejahtera, tentu produk yang dihasilkan harus dengan kualitas tertentu agar bisa diterima dunia. Termasuk juga harus diperhatikan dari sisi kesehatan. Mudah-mudahan dengan festival ini petani semakin bergairah. Produknya makin baik sehingga makin sejahtera," ucap Pastika.

Oleh karena itu, ia berharap agar pemerintah dan pemangku kepentingan terkait dapat membantu pelaksanaan festival-festival kopi di Provinsi Bali. Bahkan, Pastika juga menyatakan tertarik untuk bisa bergelut dalam bisnis kopi.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Kopi Indonesia (Aski) Provinsi Bali Dwi Atmika Arya Rumawan mengatakan melalui ajang Bali Coffee Katulistiwa Festival itu menjadi sarana untuk mempersatukan para petani kopi, pecinta kopi yang sekaligus diharapkan dapat mensejahterakan para petani kopi.

"Kalau petani sudah sejahtera maka mereka akan nikmat menanam kopi di daerah pegunungan. Kalau begitu berarti tidak akan menebang tanaman kopi dan tidak akan mengganti pada komoditas pertanian yang lainnya," ucapnya.

Tanaman kopi, lanjut Dwi, juga memiliki fungsi ekologis karena pasti memerlukan tanaman peneduh lainnya sehingga berpengaruh terhadap kualitas air dan udara di daerah pegunungan.

"Selain itu kopi memiliki fungsi kesehatan jika diminum dengan teratur asalkan yang diminum merupakan kopi asli dan tidak ditambah gula," kata pelaku usaha berbendera Toosi Coffee itu.

Dalam kesempatan itu juga diadakan kompetisi meracik kopi secara manual yang diikuti oleh 23 peserta dari berbagai daerah di Tanah Air. "Dengan tidak ada campur tangan mesin, maka dapat dirasakan bagaimana rasa aslinya kopi," ujar Dwi.

Sementara itu, Ivan, pemuda yang bergelut dalam bisnis kopi di Bali bersama kawan-kawannya yang hadir dalam kesempatan tersebut berharap agar lebih banyak ajang festival maupun kompetisi terkait kopi sehingga dapat meningkatkan kreativitas generasi muda.

Dalam kesempatan tersebut juga ditandatangani nota kesepahaman antara Bank Mandiri dengan Asosiasi Kopi Indonesia (Aski) Provinsi Bali.

Widowibowo selaku Vice President Bank Mandiri Area Denpasar mengatakan nota kesepahaman tersebut dalam rangka penyediaan layanan dan solusi perbankan serta fasilitas pembiayaan kredit usaha di sektor pertanian dan pengusaha kopi Bali.

Belasan pelaku UMKM khususnya dari Bali akan mengikuti Bali Coffee Katulistiwa Festival yang berlangsung dari 4-8 Oktober 2023. Sejumlah kegiatan juga telah disiapkan untuk menarik para pengunjung, seperti atraksi barista, uji kopi, talk show, musik, dan beberapa perlombaan.

Selain itu, festival juga akan mengadakan field trip (kunjungan lapangan) ke kebun kopi di daerah Kintamani, Bangli, bertemu petani kopi dan melihat langsung proses produksi tanaman kopi.

Baca juga: Sandiaga: Wisata kopi sangat potensial dikembangkan

Baca juga: BI Bali motivasi UMKM ekspor kopi ke Eropa dan Australia

Baca juga: Cetak barista, perkuat industri kopi di Bali

 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023