Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep menyatakan masih belum menentukan dukungan partai tersebut dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

“Masih belum kami tentukan. Jangan buru-buru,” kata Kaesang di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan bahwa PSI merupakan partai yang demokratis dan ingin mendengarkan seluruh elemen masyarakat untuk mendapatkan masukan yang baik dalam menentukan calon presiden yang akan didukung nantinya.

Menurut dia, PSI perlu mendengarkan suara dari pengurus di provinsi, kota dan kabupaten serta masyarakat luas, setelah itu kemudian diumumkan kepada masyarakat.

“Saya tidak urus partai lain,” kata dia.

Ia mengatakan dirinya bersama pengurus DPP PSI akan terus melakukan kunjungan ke sejumlah pihak baik di Jakarta maupun ke provinsi.

Menurut Kaesang, kunjungan tersebut untuk mengenalkan partai tersebut kepada masyarakat.

“Kita ingin kenalkan partai dan ideologi kepada masyarakat, agar lebih dikenal lagi,” katanya.

PSI juga mencanangkan Gerakan Log in PSI yang membuka ruang bagi masyarakat yang ingin bergabung dengan partai tersebut.

“Kita ingin berpolitik dengan gembira, tidak ada mencela orang lain atau merendahkan orang lain,” katanya.

Dalam pertemuan tersebut, ada sejumlah anak muda yang menyatakan diri bergabung dengan PSI mulai dari mantan komisioner KPUD Bekasi Pedro, mantan personel JKT 48 generasi ketiga Zebi dan lainnya.

Mereka menyatakan diri masuk bergabung dengan PSI dan siap menjalankan program partai yang memang dipenuhi generasi muda tersebut.

Sekjen PSI Raja Juli Antoni mengatakan bahwa dirinya memberikan ruang yang luas bagi Ketua Umum untuk berinteraksi dengan kader partai baik di Jakarta maupun di daerah nantinya.

"Kita rencanakan ada kunjungan ke daerah bertemu kader partai dan untuk menyerap aspirasi mereka terkait dukungan dalam Pilpres 2024," kata dia.

Baca juga: 13.267 orang "log in" ke PSI sejak Kaesang jadi Ketum

Baca juga: Kaesang minta nasihat dan dukungan dari Ketua Umum PGI 




Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2023