Memang salah satu problem di Natuna ialah masalah harga transportasi, khususnya pesawat terbang.
Tanjungpinang (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menyoroti mahalnya harga tiket pesawat di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) karena dapat berdampak pada peningkatan kunjungan wisata di daerah ini.

"Memang salah satu problem di Natuna ialah masalah harga transportasi, khususnya pesawat terbang," kata Mendagri Tito Karnavian, di Natuna, Jumat.

Ia menyebut persoalan tingginya tarif tiket pesawat dari dan ke pulau di ujung utara NKRI tersebut, salah satunya dipicu rendahnya okupansi atau keterisian kursi pesawat, sehingga maskapai terpaksa menaikkan harga tiket agar tak merugi.

Oleh karena itu, ia mengusulkan dua solusi guna mengatasi mahalnya harga tiket pesawat di Natuna sebagai garda terdepan Indonesia di daerah perbatasan.

Pertama, katanya lagi, pemerintah harus membuat kebijakan subsidi untuk penerbangan di Natuna. Kedua, mendorong penambahan maskapai penerbangan di Natuna agar lebih kompetitif.

"Kalau ada tambahan maskapai lain, pasti ada variasi harga tiket pesawat, sehingga masyarakat punya pilihan untuk terbang, tentu dengan tarif lebih murah," ujar Tito.

Lebih lanjut Tito menyampaikan permasalahan mahalnya tiket pesawat yang dikeluhkan pemerintah dan warga di Natuna akan ia bawa ke Jakarta dan dibahas lebih lanjut bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI.

Mantan Kapolri itu memastikan bahwa Natuna menjadi salah satu wilayah perbatasan super prioritas oleh pemerintah pusat, sehingga beragam persoalan yang dihadapi warga di sana akan diupayakan untuk mencari jalan keluarnya.

"Nanti, saya akan gelar rapat terbatas dengan Kemenhub terkait masalah harga tiket pesawat di Natuna," ujar Tito pula.

Saat ini, untuk penerbangan dari Batam tujuan Natuna hanya menggunakan maskapai Wings Air dengan jarak tempuh sekitar 1 jam lebih. Harga tiketnya mulai dari Rp1,3 juta sampai Rp3 juta per orang.
Baca juga: DPRD Natuna minta pemerintah turunkan harga tiket pesawat

Pewarta: Ogen
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023