Jadi kesamaan tantangan dan juga peluang yang dihadapi negara pulau dan kepulauan ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk memainkan peran yang lebih inklusif...
Jakarta (ANTARA) -
Indonesia menjadi tuan rumah konferensi tingkat tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum di Nusa Dua, Bali, pada 10-11 Oktober 2023 guna membahas tata kelola laut berkelanjutan.
 
Sekretaris Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Ayodhia G.L. Kalake dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, mengatakan KTT AIS Forum merupakan mandat dari pertemuan keempat tingkat menteri AIS Forum yang telah dilaksanakan di Bali pada 5 Desember 2022.
 
"Insya Allah KTT AIS Forum ini akan dilaksanakan pada 11 Oktober 2023 di Bali dan juga secara paralel akan dilakukan pertemuan tingkat menteri AIS Forum pada 10 Oktober 2023 yang akan menjadi pertemuan untuk menyiapkan dokumen ataupun hal-hal khusus lainnya yang berkaitan dengan KTT AIS tersebut," katanya.
 
Rencananya pemerintah Indonesia akan mengundang 51 negara partisipan AIS Forum dan menargetkan setidaknya ada 25 kepala negara yang hadir.
 
KTT AIS Forum dibentuk untuk mendorong kolaborasi antarnegara pulau dan kepulauan seluruh dunia untuk bersama-sama mengatasi tantangan dan juga permasalahan yang dihadapi khususnya pada sektor pembangunan kelautan, mitigasi perubahan iklim, dan penanggulangan pencemaran di laut.
 
"Jadi kesamaan tantangan dan juga peluang yang dihadapi negara pulau dan kepulauan ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk memainkan peran yang lebih inklusif dan juga strategis pada tataran kawasan global," katanya.
 
Ayodhia mengungkapkan keterlibatan Indonesia ini akan menjadi suatu langkah yang sangat penting, khususnya dalam salah satu upaya mewujudkan lautan dunia berkelanjutan, dan akan menjadi pelaku utama perjuangan masyarakat dunia untuk melawan dampak perubahan iklim.
 
"Besar harapan kami pelaksanaan KTT ini gaungnya terdengar secara internasional sebagai mana kesuksesan kita pelaksanaan G20. Diharapkan peran Indonesia dalam percaturan politik dunia akan tetap ada dan kita memiliki peran yang penting dan strategis di dalam menentukan tata kelola laut berkelanjutan," tambahnya.
 
Sementara itu, Senior Advisor for Climate and Environmental Governance AIS Program Manager Abdul Wahib Situmorang menjelaskan paling tidak ada lima deliverables yang diharapkan tercapai di KTT AIS Forum nanti.
 
Kelima deliverables itu yaitu deklarasi AIS Forum yang akan mendorong tema solidaritas dan ekonomi biru; peluncuran beberapa inisitiaf kunci seperti blue startup hub, juga marketplace inovasi solusi dalam empat konteks terkait pembangunan kelautan, mitigasi perubahan iklim.
 
"Kita juga akan luncurkan penghitungan blue economy development index, yaitu indeks untuk mengukur tingkat ekonomi biru negara pulau kepulauan. Tujuannya untuk memberikan policy feedback dan policy input untuk mendukung ekonomi biru mereka," jelasnya.
 
Wahib mengatakan deliverable selanjutnya adalah demonstrasi solusi inovasi dan solusi pintar untuk memastikan daya dukung terjaga dalam menghadapi tantangan yang ada.
 
"Kelima, kami juga akan umumkan program dan komitmen baik itu yang didukung pemerintah Indonesia maupun komitmen bersama antar negara AIS dan development partner," katanya.

Baca juga: Luhut: AIS Forum upaya Indonesia wujudkan visi poros maritim dunia
Baca juga: AIS Forum maksimalkan kerja sama ekonomi biru

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023