"Walau ada beberapa sudah selesai acara langsung dibakar, namun tak semuanya tuntas," kata Made Suci, warga Banjar Bekul, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan ogoh-ogoh buatan warga itu nilainya mencapai jutaan rupiah dan merupakan kreasi seni budaya Pulau Dewata.
"Memang membuat satu buah ogoh-ogoh menghabiskan biaya cukup tinggi, karena bahan-bahan semuanya membeli seperti stereoform, kain, cat dan perlengkapan lainnya," katanya.
Dari pantauan ANTARA, sejumlah tempat masih diseraki bekas ogoh-ogoh yang belum dibersihkan atau dibakar warga pemembuat, seperti di Desa Nongan, Kabupaten Karangasem.
Warga masih membiarkan utuh ogoh-ogoh itu walau acara sudah selesai. "Ya, sekadar untuk dipajang sebagai hiasan. Namun secara spiritual roh jahatnya sudah dinetralkan dengan menghaturkan sesajen," kata Putu Tata. (*)
Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013