Roma (ANTARA News) - Satu hari sebelum konklaf digelar untuk memilih Paus yang baru, berbagai aktivitas dilakukan oleh para kardinal, sementara umat Katolik sedunia bersama dengan para peziarah tiada henti memanjatkan doa dan mengutarakan harapannya  mengenai sosok paus di  masa depan.

Bagi banyak kalangan khususnya mereka yang beragama Katolik, paus di masa mendatang hendaknya memiliki ketrampilan berkomunikasi yang mumpuni dan punya catatan pengalaman teruji dalam melayani umat.

"Konklaf sebentar lagi digelar," kata Uskup agung Milan, Kardinal Angelo Scola yang juga menjadi kandidat paus.

"Mari kita memanjatkan doa kepada Roh Kudus agar segera memberi seorang pemimpin gereja yang mampu menggembalakan umat di seluruh dunia," katanya sebagaimana dikutip dari laman Guardian.

Konklaf sudah memasuki persiapan akhir. Segala perlengkapan sudah disiapkan di kapel Sistina, tempat konklaf digelar. Sementara cincin bergambar nelayan yang dikenakan Benediktus XVI dihancurkan.

Juru bicara Vatican, Federico Lombardi mengatakan ada sehari libur jelang konklaf digelar. Sejumlah kardinal, di antaranya kardinal dari Filipina yang berusia 55 tahun, Luis Antonio Tagle memutuskan untuk mengisi hari lowong itu dengan berdiam diri guna bersiap ikut konklaf.

Sementara, kardinal Hungaria Peter Erdo, kardinal Kanada Marc Oullet dan kardinal Ghana Peter Turkson mengisi hari lowong itu dengan bermeditasi dan merayakan misa.

Di gereja Santa Andrea, Uskup agung Sao Paulo, Odilo Pedro Scherer mengatakan masa transisi amat menentukan bagi masa depan gereja. "Kami perlu mengambil keputusan yang tepat," katanya.

Scherer yang kini berusia 63 tahun menjadi kandidat kuat dari kawasan Amerika Latin. "Ia pribadi yang kokoh. Gaya komunikasinya sederhana dan tentu ia tidak berjarak dengan jemaat setempat," kata seorang warga Italia, Rino Bianchi.

Fausto Longo, senator terpilih di parlemen Italia mendukung agar paus mendatang berasal dari Brasil. "Yang paling penting, Brasil adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik. Kalau saja paus berasal dari Brasil maka itu dapat meningkatkan iman kepercayaan di kalangan generasi muda," katanya.

Uskup agung Boston, O'Malley yang kini berusia 68 tahun berharap bahwa gereja mulai menoleh ke dunia. Namanya sangat populer di kalangan akar rumput di Italia meski tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di kapel Sistina nanti.
(A024)

Penerjemah: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013