Jakarta (ANTARA) -
Sinar Mas berupaya mengedepankan inovasi dan kolaborasi untuk pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui teknologi digital.

“Dengan digitalisasi kita bisa lebih inklusif kepada UMKM, sejalan dengan program UMKM naik kelas yang telah diluncurkan oleh Bapak Presiden Jokowi,” kata Board Member Sinar Mas Franky Widjaja dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Franky mengatakan perkembangan teknologi tengah bergerak sangat cepat sehingga melahirkan banyak peluang di sektor digital. Menurut dia, penting untuk memanfaatkan peluang itu sebagai wadah untuk tumbuh dan berkembang, khususnya bagi UMKM.

Baca juga: "Sinar Mas Digital Day" dorong tranformasi digital Indonesia

Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesi (KADIN) Arsjad Rasjid menyampaikan bahwa kemungkinan besar transformasi digital bagi masa depan Indonesia lebih dari sekadar tren yang berlalu. Dia pun memaparkan data dari Forum Ekonomi Dunia (WEF) pada tahun 2025 menyatakan bahwa transformasi digital dapat menghasilkan nilai hingga 100 triliun dolar AS secara global untuk bisnis dan masyarakat.

Ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan tumbuh menjadi 130 miliar dolar AS pada tahun 2025, seperti dilaporkan oleh Temasek, Google, dan Bain & Company.

Arsjad juga mengakui komitmen teguh Sinar Mas yang tidak hanya beradaptasi dengan era digital, tetapi, juga mendorong perubahan, khususnya dalam mendukung transformasi digital di segmen UMKM melalui sistem kemitraan terpadu yang inklusif.

"Program bantuan ini dirancang dengan tujuan mengembangkan ekosistem inklusif dengan mengintegrasikan UMKM ke dalam ekonomi digital, sehingga tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memupuk masyarakat yang seimbang yang diberdayakan oleh alat-alat digital," ujar Arsjad.

Melalui upaya ini, dia menegaskan bahwa langkah Sinar Mas menjadi contoh kepemimpinan aktif dan semangat kolaboratif yang mendorong Indonesia menuju masa depan digital yang makmur.

Menurut Kadin, transformasi digital merupakan kunci untuk membuka masa depan Indonesia, karena bisnis pada skala UMKM akan menjadi tulang punggung ekonomi dengan menyerap jutaan tenaga kerja, dan memberikan kontribusi yang signifikan pada PDB.

Namun demikian, perjalanan menuju pemanfaatan transformasi digital secara penuh tidaklah mudah dan masih dihadapkan pada beberapa tantangan, seperti infrastruktur koneksi, peningkatan literasi digital, dan penyesuaian regulasi.

Baca juga: Dorong UMKM naik kelas, Sinar Mas kembangkan ekosistem digital

Chief Executive Officer (CEO) Smartfren Alim Gunadi menambahkan inisiasi Smartfren Business hadir untuk merangkul UMKM pada ranah digital melalui gerakan UMKM Bisa.

“Kita melakukan gerakan UMKM Bisa. Bisa itu singkatan Bina Usaha, tapi, tagline 'Bisa' ini kan panjang, bisa bermakna semuanya, bisa naik kelas, bisa go digital, bisa dapat pendanaan, bisa tambah cuan dan bisa yang lain juga gitu ya,” ujar Alim.

Alim mengungkapkan, solusi yang diberikan Smartfren mencakup berbagai lini, antara lain bekerjasama dengan KoinWorks untuk mendapatkan peer-to-peer lending, juga melakukan pembinaan digital menggunakan berbagai aplikasi yang memudahkan operasional UMKM.

Dia berharap, dengan bantuan pendampingan melekat dan pengawasan melekat, ke depan UMKM dapat naik kelas dan berkembang hingga mampu masuk ke rantai pasok industri pasar.

Baca juga: DOKU perluas pasar UMKM dengan luncurkan inisiatif baru pembiayaan

​​​​​​​
Baca juga: Heru sebut UMKM selama ini jadi tulang punggung ekonomi Jakarta

 

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023