Singapura (ANTARA) - Harga minyak naik di perdagangan Asia pada Selasa sore, didorong oleh kekhawatiran tentang ketidakstabilan politik di Rusia dan kemungkinan gangguan pasokan, serta harapan permintaan AS menjelang musim panas.

Pada pukul 06.13 GMT, minyak mentah berjangka Brent naik 67 sen menjadi diperdagangkan di 74,85 dolar AS per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 73 sen menjadi diperdagangkan di 70,10 dolar AS per barel.

Pada Senin (26/6/2023), minyak berjangka Brent naik 0,5 persen dan WTI naik 0,3 persen.

Bentrokan antara Moskow dan kelompok tentara bayaran Rusia Wagner dapat dihindari pada Sabtu (24/6/2023) setelah tentara bayaran bersenjata lengkap mundur dari kota selatan Rostov di bawah kesepakatan yang menghentikan pergerakan cepat mereka di ibu kota.

Menyusul peristiwa akhir pekan, analis ANZ mengatakan, kepuasan di antara para pedagang tentang minyak Rusia yang terus merembes ke pasar internasional tidak dapat lagi diasumsikan pada tingkat yang sama.

"Ini kemungkinan akan mengarah pada penerapan premi risiko pada harga minyak di tengah risiko kerusuhan sipil lebih lanjut," tambah mereka dalam sebuah catatan.

Tantangan tersebut menimbulkan pertanyaan tentang cengkeraman kekuasaan Presiden Vladimir Putin dan beberapa kekhawatiran tentang kemungkinan gangguan pasokan minyak Rusia, meskipun pemuatan tetap sesuai jadwal.

Pasokan yang lebih rendah telah menjadi perhatian investor, setelah Arab Saudi berjanji untuk memangkas produksi mulai Juli.

"Tambahan 1 juta barel per hari (bph) pemotongan sepihak oleh Arab Saudi, yang akan mulai berlaku pada Juli, ditambah dengan permintaan musiman yang lebih kuat, akan membantu memperketat pasar secara fisik di kuartal ketiga," kata analis BMI Research dalam catatan klien.

Namun demikian, sentimen pasar yang rapuh kemungkinan besar akan membatasi kenaikan harga, mereka memperingatkan.

Minyak turun sekitar 3,6 persen minggu lalu di tengah kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve AS dapat melemahkan permintaan karena pemulihan ekonomi China mengecewakan investor.

Pedagang juga mengamati tanda-tanda kenaikan permintaan bahan bakar transportasi, seperti bensin, di Amerika Serikat menjelang puncak musim mengemudi musim panas.

"Asosiasi Otomotif Amerika memperkirakan 43 juta pengendara akan berkendara 50 mil atau lebih dari rumah mereka pada akhir pekan Hari Kemerdekaan ini. Itu 4,0 persen lebih banyak dari 2019," tambah analis ANZ.

Permintaan bensin global tumbuh sebesar 365.000 barel per hari tahun ke tahun, didorong oleh data bensin AS yang kuat, dengan konsumsi pada level tertinggi delapan minggu sebesar 9,4 juta barel per hari pada minggu yang berakhir 17 Juni, kata analis JP Morgan dalam sebuah catatan.

Jajak pendapat Reuters dari lima analis menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah dan bensin turun dalam seminggu hingga 23 Juni, setelah stok minyak mentah turun dalam seminggu hingga 16 Juni.

Data persediaan minyak resmi AS dari kelompok industri American Petroleum Institute (API) akan dirilis pada Selasa waktu setempat, diikuti oleh Badani Informasi Energi pada hari berikutnya.


Baca juga: Minyak naik di Asia, kekhawatiran pasokan imbangi kecemasan permintaan
Baca juga: Rubel sentuh terendah 15 bulan vs dolar setelah pemberontakan gagal
Baca juga: Harga minyak naik di tengah ketegangan militer di Rusia

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023