Tokyo (ANTARA) - Dolar jatuh mendekati level terendah tiga minggu terhadap euro dan level terendah satu bulan versus sterling di awal sesi Asia pada Rabu pagi, setelah data inflasi AS yang lemah secara tak terduga memperkuat pandangan bahwa Federal Reserve akan melewatkan kenaikan suku bunga di kemudian hari.

Yuan China merosot ke level terendah 6,5 bulan, melanjutkan penurunannya setelah bank sentral memangkas suku bunga pada Selasa (13/6/2023), di tengah spekulasi bahwa lebih banyak stimulus akan dilakukan untuk mendukung pemulihan ekonomi pasca-COVID yang tersendat.

Indeks dolar - yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama saingannya termasuk euro dan sterling - sedikit berubah di 103,29 pada awal perdagangan Asia, setelah turun ke level terendah sejak 22 Mei semalam di 103,04.

Indeks harga konsumen (IHK) AS naik tipis hanya 0,1 persen bulan lalu, dan mencatat kenaikan tahun-ke-tahun terkecil sejak Maret 2021 sebesar 4,0 persen.

Itu membuat taruhan untuk kenaikan seperempat poin suku bunga AS pada Rabu dikupas menjadi kurang dari 6,0 persen saat ini, dari 21 persen 24 jam sebelumnya, menurut Alat FedWatch CME Group.

"Laporan inflasi yang lemah secara efektif memperkuat jeda Fed, meskipun saya ragu itu akan cukup untuk menjamin nada dovish karena itu bukan kepentingan mereka dengan IHK dua kali lipat dari target Fed," kata Matt Simpson, analis pasar senior di City Index, yang menunjuk 103 sebagai level support utama untuk indeks dolar.

"Meskipun itu cukup untuk mengirim euro/dolar AS di atas 1,0800, itu tidak cukup untuk mempertahankannya mengingat jeda hawkish tampaknya sangat mungkin terjadi."

Euro sedikit berubah pada 1,0791, setelah mencapai tertinggi 1,08235 dolar pada Selasa (13/6/2023). Bank Sentral Eropa memutuskan kebijakan pada Kamis (15/6/2023), dengan kenaikan suku bunga seperempat poin diperkirakan secara luas.

Sterling turun tipis 0,08 persen menjadi 1,2602 dolar, tetapi setelah melonjak 0,8 persen di sesi sebelumnya dan mencapai level tertinggi sejak 11 Mei di 1,2625 dolar.

Dolar turun 0,16 persen menjadi 140,02 yen. Dolar naik ke level tertinggi sejak 5 Juni pada Selasa (13/6/2023) meskipun angka inflasi AS lemah, dengan Bank Sentral Jepang diperkirakan mempertahankan pengaturan kebijakan ultra-longgar pada Jumat (16/6/2023).

Dolar Australia datar di 0,6768 dolar AS, setelah mencapai level tertinggi sejak 10 Mei pada Selasa di 0,6807 dolar AS.

Aussie mendapatkan dukungan tambahan dari keputusan Bank Sentral China yang memangkas suku bunga reverse repo tujuh hari untuk pertama kalinya dalam 10 bulan pada Selasa (13/6/2023). China adalah tujuan utama ekspor sumber daya Australia.

Penyesuaian suku bunga berikutnya dapat dilakukan segera pada Kamis (15/6/2023), ketika bank sentral akan menggulirkan lebih dari 200 miliar yuan (27,93 miliar dolar AS) dalam pinjaman fasilitas pinjaman jangka menengah (MLF).

Yuan sedikit melemah dan menyentuh 7,1785 per dolar dalam perdagangan luar negeri untuk pertama kalinya sejak 29 November.

Baca juga: Wall Street ditutup lebih tinggi di tengah meredanya inflasi AS
Baca juga: Emas merosot seiring data inflasi AS yang sesuai dengan ekspektasi
Baca juga: Minyak turun di Asia setelah kenaikan tak terduga persediaan AS

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023