Tokyo (ANTARA) - Dolar merosot di bawah level psikologis 140 yen di awal sesi Asia pada Rabu pagi, setelah terlempar kembali dari level tertinggi enam bulan menyusul pertemuan para pejabat Jepang pada Selasa (30/5/2023) untuk membahas mata uang mereka.

Dolar Australia melemah setelah melonjak karena data inflasi lokal yang memanas terseret oleh lebih banyak tanda perlambatan di China, mitra dagang utama. Yuan China merosot ke level terendah enam bulan dalam perdagangan di luar negeri.

Aussie terakhir turun 0,15 persen pada 0,6507 dolar AS, kembali ke level terendah 6,5 bulan minggu lalu di 0,6490 dolar AS. Dolar Australia tenggelam sebanyak 0,38 persen ke titik terendahnya, segera setelah naik sebanyak 0,33 persen.

"Kita harus ingat bahwa Aussie adalah mata uang pro-pertumbuhan, sangat terkait dengan prospek komoditas, dan kita telah melihat komoditas di bawah tekanan akhir-akhir ini," kata Rodrigo Catril, ahli strategi valuta asing senior di National Australia Bank.

"Kurangnya berita positif yang datang dari aktivitas ekonomi di China memperburuk pandangan itu, dan terbukti menjadi yang dominan," mengalahkan kemungkinan peningkatan pengetatan lebih lanjut bank sentral Australia (RBA) "lebih cepat daripada nanti" menyusul pembacaan harga konsumen yang lebih panas dari perkiraan, katanya.

Dolar Selandia Baru merosot sebanyak 0,5 persen ke palung 6,5 bulan di 0,60125 dolar AS.

Terhadap yuan China, dolar AS naik 0,38 persen menjadi 7,1171 untuk pertama kalinya sejak 30 November.

Sementara itu, greenback sedikit berubah pada 139,82 yen menyusul penurunan 0,46 persen pada Selasa (30/5/2023), ketika diplomat mata uang utama Jepang mengatakan setelah pertemuan kementerian keuangan, bank sentral dan pengawas keuangan bahwa para pejabat "akan mengamati dengan cermat pergerakan pasar mata uang dan merespons dengan tepat sesuai kebutuhan."

Dolar telah naik setinggi 140,93 yen pada awal sesi untuk pertama kalinya sejak 23 November.

"Pertemuan itu bersifat pendahuluan," kata Bart Wakabayashi, manajer umum di State Street di Tokyo.

"Saya pikir garis sebenarnya di pasir adalah 150," tambah Wakabayashi, yang memperkirakan perbedaan pandangan kebijakan moneter di Jepang dan Amerika Serikat akan terus mendorong pasangan mata uang itu lebih tinggi.

"Jika kita mendapatkan di atas 145, kita akan melihat hampir semua pejabat Jepang mencoba membicarakannya, dan jika mereka tidak menyukai apa yang mereka lihat, mereka akan bertindak," katanya, mengacu pada risiko intervensi mata uang.

Di tempat lain, euro tergelincir 0,22 persen menjadi 1,0711 dolar, mengembalikan sebagian dari kenaikan 0,28 persen hari sebelumnya. Sterling mundur 0,14 persen menjadi 1,2395 dolar, menyusul kenaikan 0,44 persen pada Selasa (30/5/2023).

Baca juga: Minyak naik di awal Asia setelah anjlok jelang voting plafon utang AS
Baca juga: Emas menguat di tengah ketegangan atas kesepakatan tentatif utang AS

Baca juga: Analis: Pelemahan rupiah terhadap dolar AS masih terbuka
 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023