Anda tahu sepak bola China berada di level kedua atau ketiga di Asia. Mereka tidak berada di level yang sama. Maka Anelka perlu bermain di tim yang lebih baik. Maka saya tidak terkejut dengan kepindahannya,"
Shanghai (ANTARA News) - Para penggemar Shanghai Shenhua tidak terkejut melihat dua penyerang bintang mereka Didier Drogba dan Nicolas Anelka mengakhiri pengembaraan mereka di China setelah hanya tampil selama semusim, dengan menerima bahwa dua pemain papan atas itu masih berminat untuk bermain di level yang lebih tinggi.

Pemain internasional Pantai Gading Drogba mengakhiri masa baktinya di Liga Super China ketika ia menyepakati kontrak 18 bulan dengan klub Turki Galatasaray pada Senin, setelah Anelka bergabung dengan raksasa Italia Juventus sebagai pemain pinjaman dua hari sebelumnya.

Kedua penyerang itu terlihat memilih untuk kembali ke sepak bola Liga Champions Eropa daripada menerima gaji sebesar 300.000 dolar per pekan, di salah satu negara Asia dengan pertumbuhan tercepat di Asia namun masih masih membangun liga-liganya.

"Anda tahu sepak bola China berada di level kedua atau ketiga di Asia. Mereka tidak berada di level yang sama. Maka Anelka perlu bermain di tim yang lebih baik. Maka saya tidak terkejut dengan kepindahannya," kata penggemar Shenhua berusia 31 tahun Gu Zhonghua kepada Reuters.

Banyak orang terkejut ketika mantan penyerang Arsenal, Real Madrid, dan Paris Saint Germain Anelka memilih untuk mengabaikan Chelsea dan meneken kontrak dengan tim papan bawah China ini pada Januari tahun lalu.

Bagaimanapun, pemain 33 tahun yang memiliki julukan "Sang Sultan" ini memiliki sejarah perselisihan dengan para manajer ini, tidak pernah benar-benar kerasan di China.

Mantan penyerang internasional Prancis itu menjabat sebagai pemain merangkap pelatih ketika kompatriotnya Jean Tigana dipecat sebagai manajer, namun akibat kritik-kritiknya kepada para pemilik klub ia digantikan oleh Sergio Batista pada Mei.

Ia membuat banyak pendukung Shenhua frustrasi pada sebagian besar musim lalu, dan hanya mencetak tiga gol dari 22 penampilan.

"Saya tidak berpikir ia (Anelka) berada di puncak kemampuannya ketika ia berada di Shenhua, bahkan kurang dari setengah puncak (kemampuannya)," kata penggemar Shenhua lain Gong Jianhua (35).

"Itu mungkin terkait dengan usianya yang menua namun ia hanya memberi sedikit dampak untuk Shenhua. Ia tidak bermain sebagus yang ia lakukan di Liga Utama Inggris."

Lelucon Besar

Drogba, yang saat ini sedang menjalankan tugas internasional di Piala Afrika di Afrika Selatan, mengatakan godaan untuk bermain di Liga Champions terbukti terlalu kuat.

Meski ia mencetak delapan gol dari 11 penampilannya, ia telah berupaya keras meninggalkan China dan gagal saat mengajukan permohonan dipinjamkan kepada FIFA sebelum bursa transfer Januari dibuka.

"Terdapat banyak masalah dengan Shenhua. Drogba masih berada di puncak (penampilannya). Ia dapat bermain di Liga Champions Eropa. Saya akan merasa senang melihat dia di Eropa," kata Zhang Yiming (26). Sebagian masalah itu adalah gaji yang tidak dibayarkan.

Pengusaha internet Zhu Jun, yang menggunakan Anelka untuk mempromosikan bisnis gim onlinenya, menyalahkan para pemegang saham yang mengingkari kesepakatan awal, sedangkan banyak pihak mempertanyakan komitmennya kepada klub saat Shanghai hanya menghuni peringkat kesembilan dari liga yang diikuti 16 tim.

Para penggemar sepak bola di negara terpadat di dunia itu juga menggunakan Weibo, situs jejaring sosial serupa dengan Twitter, untuk meratapi kepergian kedua pemain itu.

"Shenhua sekarang menjadi lelucon besar," tulis seorang bloger, sedangkan yang lain berkomentar, "Anelka pergi! Begitu juga Drogba! Shenhua, apa yang Anda lakukan! Ini memalukan bagi kami rakyat China!"

Dengan Liga China yang baru kembali bergulir pada Maret, Shanghai Shenhua masih memiliki waktu untuk mencari pengganti dua pemain Chelsea tersebut.

Bagaimanapun, dengan juara bertahan Guangzhou Evergrande yang suap untuk memenangi peperangan untuk mempertahankan pemain Argentina Dario Conca, serta menambah kekuatan dengan mendatangkan pengatur permainan asal Brazil Elkeson, harapan-harapan Shanghai untuk menjadi juara semakin mengecil.

(H-RF/A016)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013