Kami optimistis produksi ubi kayu dapat mendongkrak ekonomi petani.
Lebak (ANTARA) -
Produksi ubi kayu atau singkong di Kabupaten Lebak, Banten hingga kini masih menjadi andalan ekonomi petani, karena permintaan konsumen cenderung meningkat.
 
"Kami dari Januari sampai April 2023 produksi ubi kayu mencapai 10 ribu ton," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat, di Lebak, Selasa.
 
Produksi singkong yang dikembangkan di 28 kecamatan hingga kini menjadi andalan pendapatan ekonomi petani setempat.
 
Selama ini, produksi singkong rata-rata mencapai 50.000 ton/tahun dari luas tanam 2.539 hektare di areal lahan darat.
 
Pemerintah daerah mendorong petani agar terus memperluas pertanian singkong karena permintaan pasar cenderung meningkat, dan pasar Tangerang serta DKI Jakarta siap menampung ribuan ton singkong per bulan.
 
"Kami optimistis produksi ubi kayu dapat mendongkrak ekonomi petani," katanya menjelaskan.
 
Ia mengatakan, para petani ubi kayu dari 28 kecamatan itu terbesar di Kecamatan Maja dan Curugbitung, karena ribuan lahan milik TNI, BUMN, dan perusahaan pengembang belum dibangun perumahan.
 
Selama ini, kata dia, masyarakat setempat memanfaatkan lahan tersebut untuk ditanami pertanian singkong.
 
Para petani itu memasok singkong ke sejumlah daerah di Tangerang dan Kebayoran, Jakarta.
 
Produksi ubi kayu itu dijual dengan harga Rp5.000/kilogram, dan jika diakumulasikan sampai April 2023 sebanyak 10 ribu ton maka bisa menggulirkan ekonomi Rp50 juta.
 
"Kami memperkirakan perguliran uang dari hasil singkong bisa mencapai Rp500 juta/tahun dengan produksi 50 ribu ton," kata Deni pula.
 
Solihin (60), seorang petani di Desa Cibubur Kecamatan Maja Kabupaten Lebak mengatakan dirinya hingga kini mengandalkan ekonomi keluarga dari penghasilan pertanian singkong.
 
Pendapatan ekonomi petani dari komoditas singkong bisa meraup keuntungan Rp50 juta per hektare (ha) dengan produksi rata-rata 10 ton per ha, dengan harga Rp5.000 per kilogram (kg).
 
Produksi singkong dengan masa panen selama 11 bulan dan kebanyakan petani mengembangkan ubi kayu jenis roti dan mentega. Sebab, roti jenis itu banyak diminati konsumen karena rasanya pulen, gurih dan kandungan karbohidratnya cukup tinggi.
 
"Kami jika panen singkong seluas satu hektare dipasok ke luar daerah, karena sudah memiliki pelanggan tetap," ujarnya lagi.
Baca juga: Produksi ubi kayu lebak meningkat
Baca juga: Singkong raksasa jadi primadona pengunjung pameran di Lebak

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023