Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan Rabu, menguat seiring pasar menunggu kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

Rupiah pada Rabu ditutup naik 22 poin atau 0,15 persen ke posisi Rp14.692 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.714 per dolar AS.

"Pasar menunggu kebijakan The Fed terkait suku bunga di tengah kondisi ekonomi AS yang disebutkan dalam tekanan," kata analis ICDX Revandra Aritama saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Rupiah menguat dipicu data ekonomi AS yang kurang baik

Revandra menuturkan pasar masih menunggu kebijakan moneter The Fed apakah akan lanjut menaikkan suku bunga di tengah kondisi ekonomi yang tengah dihadapi AS saat ini. Jika suku bunga kembali dinaikkan, dolar AS berpeluang untuk menguat walaupun hal tersebut dapat memberikan tekanan ekstra bagi ekonomi AS keseluruhan.

Bank-bank regional AS memperpanjang kerugian mulai Senin (1/5/2023) setelah penyitaan dan lelang First Republic Bank. Sebagian besar asetnya dibeli oleh JPMorgan Chase & Co dalam kesepakatan yang ditengahi oleh Federal Deposit Insurance Corp.

The Fed pada Rabu waktu setempat diperkirakan akan mengumumkan kenaikan suku bunga 25 basis poin, dan investor cemas untuk setiap sinyal dari bank sentral tentang apakah itu akan menjadi kenaikan terakhir untuk saat ini, atau apakah kenaikan lebih lanjut dimungkinkan jika inflasi tetap tinggi.

Investor khawatir bahwa kenaikan suku bunga Fed yang agresif akan mendorong ekonomi AS ke dalam resesi.

Baca juga: Rupiah melemah seiring indeks manufaktur AS lebih baik dari perkiraan

Sementara itu, kondisi ekonomi Indonesia yang dalam keadaan baik, di mana inflasi terjaga dan pertumbuhan ekonomi juga cukup tinggi sepanjang kuartal pertama 2023 memberikan dampak yang baik untuk rupiah. Kondisi tersebut membuat investor percaya terhadap Indonesia sehingga arus modal masuk semakin kencang.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi inti semakin menurun sejak awal tahun 2023 menjadi ke level 2,83 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada April 2023.

Inflasi inti mulai menurun pada Januari 2023 menjadi 3,27 persen dari Desember 2022 yang sebesar 3,36 persen (yoy). Inflasi inti terus menurun menjadi 3,09 persen (yoy) pada Februari 2023 serta 2,94 persen (yoy) pada Maret 2023.

Baca juga: Dolar AS sedikit melemah merespons data pekerjaan, fokus keputusan Fed

Rupiah pada pagi hari dibuka meningkat ke posisi Rp14.707 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.678 per dolar AS hingga Rp14.730 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu melemah ke posisi Rp14.706 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.703 per dolar AS.

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023