Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan bahwa dunia akan mengalami kekurangan tenaga kesehatan sebesar 10 juta orang pada 2030, khususnya di negara berpenghasilan rendah dan menengah
Jakarta (ANTARA) - Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengemukakan jumlah tenaga kesehatan (nakes) yang kurang menjadi masalah berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.

"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan bahwa dunia akan mengalami kekurangan tenaga kesehatan sebesar 10 juta orang pada 2030, khususnya di negara berpenghasilan rendah dan menengah," kata Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Jumat.

WHO menyebutkan keterbatasan petugas kesehatan juga dihadapi berbagai negara dalam berbagai tingkat perkembangan sosial ekonomi, baik dari sudut pendidikan, pengaturan lapangan kerja, kinerja, termasuk distribusi dan retensi ditempat kerja.

Tjandra yang juga mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara mengatakan World Economic Forum (WEF) pada pertengahan April 2023 memublikasikan keterbatasan jumlah dokter di dunia melalui tulisan yang berjudul “What Are The Biggest Health Problems Facing Hospital Staff Today?".

"Forum itu menyampaikan urutan pertama masalah pelayanan kesehatan adalah terbatasnya atau kurangnya nakes, baik dokter, perawat, dan petugas kesehatan lainnya," kata Tjandra.

Baca juga: Pakar: Keterbatasan jumlah dokter bisa jadi pemicu konflik dengan pasien

Ia mengatakan persoalan kekurangan tenaga dokter bukan hanya terjadi di Indonesia, tetapi berbagai negara lain juga dihadapkan pada masalah serupa.

"Untuk menanggulanginya, ada tujuh masalah yang biasa dihadapi di berbagai negara di dunia, dan perlu ditangani dengan seksama juga oleh kita di Indonesia," katanya.

Yakni, kata dia, terkait dengan kurang baiknya pendidikan dan pelatihan petugas kesehatan, adanya kesenjangan antara pendidikan dengan strategi distribusi penempatan tenaga yang dihubungkan dengan sistem kesehatan yang ada serta kebutuhan masyarakat.

"Tantangan dalam menempatkan nakes di daerah terpencil dan tertinggal, dengan segala keterbatasan sarana dan prasarananya," kata Tjandra.

Masalah lainnya adalah migrasi nakes ke berbagai negara maju sehingga negara asalnya kekurangan tenaga.

"Sebagian negara menghadapi masalah di mana sektor publik tidak dapat menyerap nakes yang tersedia karena keterbatasan anggaran mereka," ujarnya.

Baca juga: Kemenkes beri pendampingan hukum dua dokter dianiaya di Lampung

Selanjutnya adalah masalah keamanan kerja nakes, seperti yang beberapa kali terjadi di negara Indonesia belakangan ini, antara lain terjadi di Nabire dan di Lampung Barat.

"WHO juga menyebutkan tentang peran sumber daya manusia pada sistem informasi kesehatan untuk menangani masalah pengaturan tenaga kesehatan ini," katanya.

Tjandra menambahkan aspek nakes memang kompleks sehingga perlu kajian yang dalam dan penanganan yang menyeluruh untuk mengatasinya.

"Masalah pelayanan kesehatan memang punya dimensi yang luas. Perlu analisa mendalam dari situasi dan tantangan yang ada untuk ditemukan program yang tepat," katanya.

Baca juga: Kemenkes sebut Indonesia kekurangan 30 ribu dokter spesialis

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023