Jakarta (ANTARA) -
Peneliti dan Dosen Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran (Unpad), Neily Zakiyah mengatakan penyebarluasan informasi tentang profil risiko dan manfaat dari produk tembakau alternatif sebaiknya berbasis fakta dan memiliki hasil kajian ilmiah.
 
Menurut dia, hal tersebut penting dilakukan agar masyarakat mendapat informasi yang komprehensif dan akurat.
 
"Tujuannya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai produk tersebut yang berdasarkan bukti ilmiah sehingga dapat mencegah terjadinya misinformasi," kata Neily dalam siaran pers, Senin.
 
Ia menambahkan produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, dan kantong nikotin, berbeda dengan rokok dari aspek karakteristik, keamanan, dan profil risikonya. Oleh karena itu, kajian ilmiah harus dilakukan secara detail agar tidak ada generalisasi antara produk tembakau alternatif dengan rokok.
 
"Karakteristik, keamanan, dan profil risiko dari produk tembakau alternatif itu sangat bervariasi, sehingga kajian ilmiah harus dilakukan," kata dia.
 
Agar kajian ilmiah produk tembakau alternatif di dalam negeri dapat segera diimplementasikan, Neily menekankan pentingnya kerja sama seluruh pemangku kepentingan, seperti pemerintah, akademisi, pelaku industri, dan masyarakat.

Kolaborasi multidisiplin dengan konsep pentahelix yang melibatkan semua sektor, termasuk media massa dan komunitas, juga perlu diupayakan.

Baca juga: Asosiasi konsumen dorong akses kajian ilmiah tembakau alternatif
 
"Kajian ilmiah yang komprehensif dapat memberikan informasi dan bukti mengenai profil risiko dan juga potensi produk tembakau alternatif. Penelitian-penelitian yang dilakukan juga diharapkan dapat mencegah individu yang bukan merupakan perokok, agar tidak mencoba produk tembakau alternatif," kata Neily.
 
Sebelumnya, Fakultas Kedokteran Gigi Unpad sudah melakukan riset terhadap produk tembakau alternatif dengan judul "Respon Gusi Pada Pengguna Vape Saat Mengalami Peradangan Gusi Buatan (Gingivitas Experimental)".
 
Penelitian klinis tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana produk tembakau alternatif memberikan dampak bagi pertahanan gusi terhadap bakteri plak gigi pada pengguna rokok elektrik dibandingkan perokok.
 
Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa pengguna rokok elektrik yang telah berhenti dari merokok menunjukkan perbaikan kualitas gusi. Hal tersebut dibuktikan dengan tingkat peradangan dan pendarahan gusi yang sama seperti yang dialami oleh non-perokok. Artinya, kondisi pertahanan gusi pengguna rokok elektrik telah kembali normal.
 
Kepala Organisasi Riset Kesehatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ni Luh Putu Indi Dharmayanti mengatakan berdasarkan riset, produk tembakau alternatif memiliki profil risiko yang lebih rendah dibandingkan rokok.
 
"Penelitian mengenai produk tembakau alternatif hasilnya masih beragam. Secara umum memang kandungan bahan berbahaya dari produk tembakau alternatif lebih rendah dibanding rokok," katanya.

Baca juga: Peneliti ungkap tembakau alternatif berisiko kesehatan rendah

Baca juga: Tembakau alternatif disebut mampu bantu kurangi risiko


Baca juga: Asosiasi konsumen dukung BRIN riset produk tembakau alternatif

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023