Peran aktif masyarakat dapat dilakukan dengan ikut berperan menemukan kasus TB di sekitar tempat tinggalnya,
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengajak masyarakat untuk mewaspadai dan mencegah penyebaran penyakit tuberkulosis (TB) dengan menerapkan protokol kesehatan.

"Mengingat penularan penyakit tuberkulosis sama dengan COVID-19 yaitu melalui percikan droplet, maka penerapan protokol kesehatan sangat relevan untuk mencegah penyebaran TB," kata Asisten Deputi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Kemenko PMK, Nancy Dian Anggraeni di Jakarta, Jumat.

Nancy Dian Anggraeni menambahkan, masyarakat juga perlu berperan aktif dalam upaya penanggulangan TB dan penyebarluasan informasi mengenai penyakit tersebut.

"Peran aktif masyarakat dapat dilakukan dengan ikut berperan menemukan kasus TB di sekitar tempat tinggalnya, dan memastikan penderita TB tersebut mendapatkan pengobatan hingga sembuh.

"Untuk menanggulangi dan menghentikan penularan penyakit TBC, semua orang yang sakit harus diobati hingga sembuh," katanya.

Kemenko PMK, kata dia, terus mendorong program pengendalian TB melalui gerakan Temukan TB dan Obati Sampai Sembuh (TOSS).

Nancy menambahkan, masyarakat juga dapat berperan aktif dengan cara menyukseskan program skrining TB.

"Masyarakat juga diimbau untuk mau periksa secara dini atau melakukan skrining TB bila memiliki dua kriteria," katanya.

Pertama, kata dia, bila memiliki riwayat kontak erat dengan orang yang mengalami TB.

Kedua, bila memiliki gejala yang mengarah kepada penyakit TB seperti batuk tidak kunjung sembuh hingga dua minggu atau lebih, batuk disertai darah, sesak napas, dan berat badan menurun.

"Masyarakat juga perlu mewaspadai penyakit TB pada anak, jika berat badannya tidak kunjung meningkat sesuai usianya, berkeringat pada malam hari tanpa beraktifitas fisik, dan memiliki gejala lain yang mengarah ke TB, segera periksakan ke puskesmas," katanya.

Dia juga menambahkan, bagi orang yang kontak erat dengan penderita TB maka perlu diperiksa untuk tahu statusnya mengalami TB aktif atau laten.

"Bila mengalami TB aktif maka harus minum obat sampai sembuh dan yang mengalami TB laten maka perlu minum obat pencegahan TB," katanya.


Baca juga: Masuk peringkat ke-2 TBC, penanggulangan TB RI cukup kompleks
Baca juga: Pakar: Belum semua kasus TB bisa diobati dan disembuhkan


Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023