Konsumsi rumah tangga sumbangsihnya kepada pertumbuhan ekonomi itu terbesar, jadi penopang utama
Jakarta (ANTARA) - Ekonom sekaligus Direktur Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan konsumsi rumah tangga menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan mencapai 5 persen di kuartal I-2023.

“Konsumsi rumah tangga sumbangsihnya kepada pertumbuhan ekonomi itu terbesar, jadi penopang utama,” kata Piter saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

Menurut Piter, kepercayaan masyarakat melakukan aktivitas ekonomi sudah sepenuhnya pulih seiring dengan pencabutan kebijakan Perlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Hal itu tercermin dari perilaku masyarakat yang mulai melepas masker dan aktif melakukan mobilitas.

Optimisme tersebut berdampak besar pada kinerja konsumsi rumah tangga secara nasional.

Berdasarkan siaran pers Bank Indonesia (BI), pertumbuhan konsumsi rumah tangga tercatat sebesar 4,48 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy). Pertumbuhan itu sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat.

Piter menambahkan, selain konsumsi rumah tangga, perekonomian Indonesia di kuartal I-2023 juga ditopang oleh kinerja ekspor dan investasi.

Nilai ekspor Indonesia pada Januari-Februari 2023 naik 10,28 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, dengan nilai 21,40 miliar dolar AS atau setara dengan Rp324,6 triliun. Kenaikan tersebut mengindikasikan kinerja ekspor masih mengalami surplus.

Sementara pertumbuhan investasi tercatat di angka 3,33 persen secara tahunan.

“Jadi, dari tiga sumber pertumbuhan itu, saya meyakini pertumbuhan kita sudah balik ke normal di kisaran 5 persen,” ujar Piter.

Diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani optimistis perekonomian nasional akan tumbuh di kisaran 5 persen hingga 5,3 persen. Optimisme tersebut berangkat dari kinerja pertumbuhan kredit, indeks keyakinan konsumen (IKK), dan PMI manufaktur Indonesia.

Pertumbuhan kredit mencapai 11,4 persen yang ditopang oleh konsumsi, investasi, dan modal kerja. Kemudian, IKK relatif stabil di tingkat tinggi, yakni 122,4. Adapun PMI manufaktur Indonesia saat ini berada di level 51,2.

Baca juga: Menkeu: Pemulihan kuat di 2022 jadi pijakan hadapi perekonomian 2023
Baca juga: Sri Mulyani fokus tingkatkan produktivitas perekonomian pada 2023


Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Sella Panduarsa Gareta
Copyright © ANTARA 2023