Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih meluncurkan buku berjudul Kebangkitan Ekraf dari Regulasi saat gelar wicara 'Membaca Itu Sehat, Menulis Itu Hebat' di Gedung Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta, Rabu.

"Buku ini memuat tentang undang-undang yang pertama kali di Indonesia tentang ekonomi kreatif," ujar Abdul Fikri.

Ia menjelaskan sejak pandemi COVID-19 pada awal Maret 2020, industri ekonomi kreatif mandek. Banyak pelaku usaha yang gulung tikar karena terbentur pada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Baca juga: Komisi X DPR sepakat dukung program strategis Kemendikbudristek

Baca juga: DPR : Kebijakan Kemendikbud sinergi dengan Perpusnas kuatkan literasi


Seiring waktu dan pemerintah berhasil mengendalikan pandemi, perlahan industri ekonomi kreatif kembali bangkit.

Ia mengungkapkan industri ekonomi kreatif sudah ada sejak 2007. Kemudian, dibentuk kembali pada 2011, dan selang delapan tahun kemudian dibuat regulasi yang mengaturnya, yakni UU Nomor 24/2019.

"Buku ini baru diluncurkan sekarang, karena harus menunggu dulu PP diterbitkan pemerintah," kata dia.

Fikri menjelaskan buku tersebut bisa menjadi panduan bagi pelaku ekonomi kreatif, baik yang lama maupun pemula, dalam menjalankan roda usahanya. Di antaranya mengatur tentang cara pengajuan pembiayaan ke perbankan.

"Dengan adanya UU Nomor 24/2019, yang diperkuat PP Nomor 24/2022, mestinya hal itu bisa dilakukan. Tujuannya agar para pelaku ekonomi kreatif lebih produktif," katanya.

Ia menceriterakan ide awal menulis buku Kebangkitan Ekraf dari Regulasi berawal dari diskusi-diskusi yang dilakukan di Komisi X yang berlangsung tanpa ada catatan. Oleh karena itu, Fikri kemudian mengumpulkan sejumlah staf ahli untuk merangkum dan kemudian dituangkan ke dalam sebuah buku.

Sementara itu, Kepala Perpusnas RI Muhammad Syarif Bando menilai buku Kebangkitan Ekraf dari Regulasi sangat fundamental, karena akan menjadi nilai tambah bagi produk ekonomi kreatif agar terjamin dengan adanya regulasi UU Nomor 24/2019.

Baca juga: Pemerintah akan permudah perizinan acara sektor ekonomi kreatif

"Dapat manfaat selain nilai tambah, juga hak paten. Peran perpustakaan di dalam UMKM adalah menginspirasi dan membantu menemukan inovasi kreativitas dari jutaan buku yang ada," ujarnya.

Syarif menyebut kehadiran buku ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan Perpusnas. Sebab, senafas dengan program Perpusnas RI dalam pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID-19.

"Tidak banyak yang mengalirkan bagaimana dimulai dari daya imajinasi. Langsung masuk ke program dan hitung berapa biaya yang dibutuhkan," kata dia.

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023