Kuala Lumpur (ANTARA) - Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim menyebut China, yang sedang mempercepat ekonominya, akan menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan regional di tengah ketidakpastian global.


Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim pada Rabu (8/3) mengatakan bahwa meskipun inflasi global menunjukkan tanda-tanda akan mencapai puncaknya, inflasi tersebut diperkirakan akan menurun agak lambat.

"Selain itu, probabilitas resesi Amerika Serikat dalam 12 bulan ke depan menjadi perdebatan strategis, dan kita pasti terkena risiko ini," tutur Anwar dalam pidato utamanya di Invest Malaysia 2023.

Namun demikian, kabar baiknya adalah ASEAN muncul sebagai tempat pertahanan, dengan pertumbuhan PDB untuk ASEAN-5, kecuali Singapura, diperkirakan tetap solid sebesar 4,7 persen pada 2023.

"Sebagai mesin ekonomi utama dan bagi kami, mitra ekonomi utama, China sedang dalam proses pembukaan kembali, dengan momen dan jangkauan yang diamati penuh semangat oleh kita semua," papar Anwar.

Dia juga mengatakan Malaysia tetap berkomitmen terhadap pengentasan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan seraya berusaha keluar dari perangkap penghasilan menengah.

Perdana Menteri Malaysia itu menekankan pentingnya memastikan bahwa seluruh lapisan masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari kemajuan, terutama kelompok-kelompok terpinggirkan yang hidup di bawah garis kemiskinan.

"Ekspansi dan pertumbuhan ekonomi negara harus dicapai dalam konteks perekonomian manusia yang lebih luas yang memprioritaskan kebutuhan rakyat, terutama masyarakat miskin dan terpinggirkan," katanya.

"Yang paling miskin harus diangkat dari kutukan ini dan diberi akses ke anak tangga pertama yang sangat penting dalam tangga ekonomi, sehingga mereka kemudian dapat mulai mendaki," katanya.

Ia menambahkan bahwa anggaran nasional yang diumumkan baru-baru ini bertujuan untuk mengatasi meningkatnya biaya hidup guna meringankan beban rakyat.

Anwar juga mengatakan Malaysia sangat berkomitmen pada target lingkungan, sosial, dan tata kelola (environmental, social and governance/ESG) serta akan berupaya memastikan prinsip-prinsip tersebut menjangkau hingga ke usaha kecil dan menengah (UKM).

"Kami terbuka untuk tuntutan ESG. Tidak hanya terbuka, kami juga berusaha mempercepat transisi dan transformasi industri dan pemain lokal menuju adopsi ESG, bahkan untuk UKM," paparnya.

Ia menambahkan bahwa pemerintah akan terlibat dengan para pemangku kepentingan terkait kerangka kerja ESG nasional untuk sektor manufaktur hingga 2024.

Ajang Invest Malaysia tahun ini diselenggarakan bersama oleh Bursa Malaysia, yang merupakan bursa saham negara itu, dan Maybank, bank terkemuka di Malaysia.

Sebagai pertemuan pasar modal tahunan terbesar di Malaysia, forum tersebut mempertemukan para pengelola dana (fund manager) lokal maupun asing.

Sementara itu, Direktur Bursa Malaysia Abdul Wahid Omar mengatakan bahwa meskipun ekonomi global masih tak menentu dan mudah berubah-ubah, situasi ini juga membuka ruang untuk kekuatan baru, seperti peningkatan urgensi untuk mengembangkan dan mengadopsi solusi yang didorong data dan teknologi.

Dia juga mengatakan Malaysia tidak akan mengalihkan perhatiannya dari pembangunan berkelanjutan dan akan melipatgandakan upaya untuk mengimplementasikan tujuan-tujuan ini terlepas dari inflasi dan tantangan ekonomi saat ini.

"Selain itu, tampaknya muncul komitmen dan keberanian yang diperbarui dalam kepemimpinan global serta ruang dewan untuk mendorong perubahan transformatif, seperti tujuan pembangunan berkelanjutan PBB, adopsi prinsip ESG, dan upaya mewujudkan masa depan yang rendah karbon guna mencapai jalur 1,5 derajat Celsius," paparnya.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2023