Malang, (ANTARA News) - Menteri Sumber Daya Energi dan Mineral (SDM) Purnomo Yusgiantoro menyatakan, produksi ethanol sebagai campuran Bahan Bakar Minyak (BBM) terutama bensin dan solar merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi subsidi BBM yang pada tahun 2006 ini mencapai Rp54 triliun. "Kita sekarang sedang menjajaki, PT Molindo Raya sebagai pilot project sebagai pabrik ethanol pencampur BBM di Jatim bahkan produksi yang ada sekarang ini harus diperbanyak lima hingga sepuluh persen," katanya disela-sela kunjungannya di PT Molindo Raya Lawang Kabupaten Malang, Selasa (23/5). Dikatakannya, produksi ethanol yang bakal dicampur dengan BBM itu, minimal bisa menghemat anggaran untuk subsidi sekitar Rp13 triliun hingga Rp15 triliun yang bisa dialihkan untuk keperluan lainnya yakni pendidikan, kesehatan, transportasi, kehutanan dan Pekerjaan Umum (PU). Akan tetapi, lanjutnya, jika kondisi ini terus berlanjut tanpa adanya alternatif campuran, maka akan terjadi pembengkakan subsidi BBM bagi masyarakat hingga mencapai Rp79 triliun dan untuk mengurangi subsidi tersebut hanya ada dua alternatif yakni dengan menaikkan harga BBM atau mencari alternatif campuran sehingga menghemat biaya. Kalau menaikkan harga BBM, katanya, pasti tidak mungkin dilakukan pemerintah dan yang memungkinkan adalah mengurangi subsidi dengan ethanol sebagai campuran BBM. Ia mencontohkan, di Jakarta juga sudah diluncurkan penggunaan Bio Solar di 5 SPBU dengan harga Rp4.300 per liter. Menyinggung adanya defisit pembangkitan listrik hingga 8 persen atau mencapai 451 Mega Watt (MW), Purnomo mengatakan, kondisi itu akibat adanya pembenahan di pembangkit Poiton dan penyambungan pipa suplai gas ke PLTGU Tanjung Priok dan Muara. "Untuk mengatasi kebutuhan listrik ke depan yang semakin besar, maka kami akan membangun pembangkit listrik di wilayah Banten, Cilacap dan Cilegon," ujarnya. Sementara itu Komisaris Utama PT Molindo Raya Indra Winarno mengaku optimis bisa menambah kapasitas produksi seperti yang diinginkan pemerintah. Saat ini produksi ethanol sudah mencapai 500 ribu kilo liter per hari dan baru untuk kosumsi wilayah Surabaya. "Pemasaran ethanol saat ini memang masih terfokus di Jatim dan di Indonesia sendiri baru ada sepuluh pabrik yang memroduksi ethanol, namun baru kami (Molindo) yang bisa untuk campuran BBM, namun saat ini baru diujicobakan dikalangan karyawan Molindo saja," katanya.(*)

Copyright © ANTARA 2006