Yogyakarta (ANTARA) - Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta menggandeng Foundation for International Business Administration Accreditation (FIBAA) untuk meningkatkan akreditasi Program Studi (Prodi) di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) agar bisa masuk skema akreditasi internasional.

"Sesuai amanah dan harapan Bapak Menteri Agama, PTKI agar masuk dalam World Class University. Kami ingin berpartisipasi dan mengambil inisiasi agar PTKIN lain juga terdorong untuk siap masuk dalam skema akreditasi internasional," kata Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga UIN Sunan Kalijaga, Iswandi Syahputra dalam keterangan tertulisnya di Yogyakarta, Minggu.

Baca juga: UIN Yogyakarta rekor MURI akreditasi internasional prodi terbanyak

Sebagai tindak lanjut dari inisiasi tersebut, kata dia, UIN Sunan Kalijaga yang sudah bertandang ke Kantor FIBBA di Jerman pada 1 Maret 2023, akan menggelar workshop penyusunan OBE (Outcame Based Education) dengan melibatkan FIBAA dan sejumlah PTKIN lain yang berminat.

Menurut dia, sebagai PTKIN tertua, tentu saja UIN Sunan Kalijaga ingin tetap tumbuh bersama dengan PTKIN lainnya agar mampu berdaya saing lebih tinggi di dunia global.

"Terutama dalam bidang kemahasiswaan seperti student mobility dan memperkuat akses internasionalisasi mahasiswa," kata Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UIN Sunan Kalijaga, Abdur Rozaki.

Sementara itu, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakhri Husein mengatakan sebelumnya ada 18 Prodi di UIN Sunan Kalijaga yang divisitasi oleh lembaga akreditasi internasional yang bermarkas di Bonn, Jerman.

"Untuk meningkatkan mutu secara berkelanjutan, saat ini ada 18 Prodi di UIN Sunan Kalijaga yang masih dilakukan evaluasi oleh FIBAA. Ada beberapa catatan dari FIBAA terhadap klaster pada saat asesmen kemarin yang masih perlu kami diskusikan langsung," katanya.

Menurut dia, kunjungan ke FIBAA di Jerman beberapa waktu lalu, secara khusus merupakan tindak lanjut dari asesmen lapangan sebelumnya.

"Memang ada beberapa catatan saat asesmen kemarin yang perlu kami tindak lanjuti, misalnya terkait dengan jumlah akumulasi SKS. Kami langsung gelar workshop untuk melakukan revisi sesuai catatan FIBAA. Hasil itulah yang kami bawa dan diskusikan," katanya.

Baca juga: UIN Yogyakarta ajukan 18 prodi untuk akreditasi internasional

Baca juga: UIN Yogyakarta gelar konferensi internasional bahas sisi kemanusiaan


Namun demikian, kata dia, kunjungan ke FIBAA juga dimaksudkan untuk menjajaki berbagai kemungkinan kerja sama untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi.

"Kami menilai salah satu hal tersulit untuk mendapat akreditasi internasional adalah penyusunan OBE dan borang akreditasi. Kita perlu workshop khusus dengan menghadirkan ahli dari FIBAA ke Indonesia. Kita akan undang PTKIN dan PTN, PTS yang berminat akselerasi akreditasi internasional untuk mengikuti workshop," katanya.

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023