Bengaluru (ANTARA) - Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire pada Jumat mengatakan bahwa para pemimpin keuangan di negara-negara anggota Kelompok 20 (G20) harus mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.

Dalam wawancara dengan Reuters, Le Maire mengatakan negara-negara Eropa sedang dalam proses untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Moskow.

India, yang memimpin presidensi G20 saat ini, tidak ingin anggota-anggota G20 membahas sanksi tambahan bagi Rusia.

India juga mendesak untuk menghindari penggunaan kata "perang" dalam komunike (dokumen berisi komitmen bersama) yang akan dikeluarkan, kata sejumlah petinggi G20 kepada Reuters.

"Sanksi akan semakin efisien, semakin efektif," tegas Le Maire, yang berbicara pada hari pertama pertemuan para pemimpin keuangan G20 di dekat Kota Bengaluru, India.

"Kami sedang mempersiapkan gelombang sanksi baru di tingkat Eropa bagi Rusia," katanya.

India selama ini bersikap netral terhadap perang Rusia-Ukraina dan menolak untuk menyalahkan Rusia atas invasi tersebut.

India mendorong solusi diplomatik dan secara signifikan meningkatkan pembelian minyak dari Rusia.

Le Maire mengatakan bahwa pembelian minyak Rusia dengan harga diskon oleh India telah mengurangi pendapatan minyak Moskow.

Dia juga mengatakan bahwa lebih banyak bantuan dana dari Dana Moneter Internasional (IMF) telah diusulkan untuk membantu Ukraina.

Ukraina sedang berupaya mendapatkan program pinjaman dana IMF senilai 15 miliar dolar AS (sekitar Rp228,2 triliun).

Program itu akan mencakup bantuan keuangan segera dan bantuan bagi reformasi struktural untuk mendukung upaya pembangunan kembali Ukraina seusai perang.

Terkait komunike G20, Le Maire menjelaskan bahwa tujuannya adalah untuk tetap berpegang pada deklarasi para pemimpin G20 di Bali tahun lalu.

"Saya pikir itu benar-benar poin yang sangat jelas tentang agresi yang tidak dapat diterima ini terhadap Ukraina," katanya.

Deklarasi di Bali itu mengecam keras agresi Rusia ke Ukraina dan meminta penarikan penuh dan tanpa syarat pasukan Rusia dari wilayah Ukraina.

Rusia, salah satu anggota G20, menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus", bukan invasi atau perang.

Sumber: Reuters

Baca juga: Pemimpin keuangan G20 akan ukur kerugian ekonomi global perang Ukraina
Baca juga: Macron: KTT G20 kirim pesan yang jelas untuk setop perang

Penerjemah: Kenzu Tandiah
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023